MAKALAH ADVERBIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Dalam
tataran frasa, adverbia adalah kata yang menjelaskan verba, adjektiva, atau
adverbia lain. Dalam tataran klausa, adverbial mewatasi atau menjelaskan
fungsi-fungsi sintaksis. Umumnya kata atau bagian kalimat yang dijelaskan
adverbial itu berfungsi sebagai predikat. Fungsi sebagai predikat ini bukan
satu-satunya ciri adverbial karena adverbial juga dapat menerangkan kata atau
bagian kalimat yang tidak berfungsi sebagai predikat. Itulah sebabnya ada
sejumlah adverbial yang selain dapat menerangkan verba, adjektiva, dan
adverbial lain, juga dapat menerangkan nomina dan frasa preposisional. Selain
adverbial pada tataran frasa dan klausa, ada pula adverbial yang menerangkan
seluruh kalimat. Jenis adverbial ini tidak terikat oleh unsure kalimat tertentu
sehingga tempat atau posisinya dalam kalimat pun dapat berpindah-pindah. Dari
segi bentuknya, perlu dibedakan adverbial tunggal dari adverbial gabungan.
Perilaku sintaksis adverbial dapat dilihat berdsarkan posisinya terhadap kata
dan bagian kalimat yang dijelaskan oleh adverbial yang bersangkutan. Dengan
begitu, dapat dibedakan empat macam posisi adverbial dan juga adverbial yang
menghubungkan satu Klausa atau kalimat dengan klausa atau kalimat yang lain.
Bentuk dasar adverbial tunggal dapat pula berupa verba, adjektiva, nomina, dan
numeralia.
2. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dipaparkan diatas diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut:
1) Apa saja ciri dan batasan adverbial?
2) Bagaimana jenis adverbial jika dilihat
dari segi bentuknya?
3) Bagaimana adverbial jika dilihat dari
segi perilaku sintaksisnya?
4) Apa saja jenis adverbial jika dilihat
dari segi perilaku semantisnya?
5) Apakah adverbial konjungtif itu?
6) Bagaimana adverbial pembuka wacana?
7) Bagaimana hubungan adverbial dengan kelas
kata lain?
3. Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah maka diperoleh tujuan, yaitu:
1) Mengetahui ciri dan batasan adverbial
2) Mengetahui adverbial dari segi bentuknya
3) Mengetahui adverbial dari segi perilaku
sintaksisnya
4) Mengetahui adverbial dari segi perilaku
semantisnya
5) Mengetahui adverbial konjungtif
6) Mengetahui adverbial pembuka wacana
7) Mengetahui adverbial dengan kelas kata
lain
BAB II
PEMBAHASAN
1. Batasan dan Ciri Adverbia
Dilihat dari tatarannya,
perlu dibedakan adverbia dalam tataran frasa dari adverbial dalam tataran
klausa. Dalam tataran frasa, adverbia adalah kata yang menjelasjan verba,
adjektiva, atau adverbia lain. Pada contoh berikut terlihat bahwa adverbial
sangat menjelaskan verba mencintai, adverbial selalu menjelaskan adjektiva
sedih, dan adverbial hampir menjelaskan adverbia selalu.
a. Ia sangat mencintai istrinya
b. Ia selalu sedih mendengarkan lagu itu.
c. Kami hampir selalu dimarahinya setiap
hari.
Dalam tataran klausa,
adverbial mewatasi atau menjelaskan fungsi-fungsi sintaksis. Umumnya kata atau
bagian kalimat yang dijelaskan adverbial itu berfungsi sebagai predikat. Fungsi
sebagai predikat ini bukan satu-satunya ciri adverbial karena adverbial juga
dapat menerangkan kata atau bagian kalimat yang tidak berfungsi sebagai
predikat. Itulah sebabnya ada sejumlah adverbial yang selain dapat menerangkan
verba, adjektiva, dan adverbial lain, juga dapat menrangkan nomina dan frasa
preposisional. Karena pronominal dan numeralia dari segi kategori sangat erat
kaitannya dengan nomina, maka adverbial pun dapat pula mewatasi atau
menjelaskan pronominal dan numeralia, seperti terlihat pada contoh berikut.
a. Guru saja tidak dapa menjawab pertanyaan
itu.
b. Ia merokok hampir lima bungkus sehari.
c. Saya mau bertemu dengan beliau saja.
Pada contoh diatas
adverbial saja menjelaskan guru yang
berfungsi sebagai subjek; adverbial hampir
menjelaskan lima bungkus yang
berfungsi sebagai objek; adverbial saja menjelaskan dengan beliau yang
berfungsi sebagai pelengkap; sedangkan di kamar mandi, yang merupakan
keterangan, dijelaskan oleh adverbial hanya. Kalau dilihat dari segi kategorinya,
guru merupakan nomina, lima bungkus frasa numeralia, sedangkan dengan beliau
dan di kamar mandi merupakan frasa preposisional. Dengan demikian, yang dapat
dijadikan patokan sebagai ciri adverbial tidak hanya fungsi kata atau bagian
kalimat yang diterangkannya tetapi juga kategorinya.
a. Melihat penampilannya, ia pasti seorang
guru
b. Yang dapat menghibur hatinya hanya kamu
c. Anaknya baru satu.
d. Kalau hari libur, ia selalu di rumah.
Pada contoh di atas
terlihat bahwa adverbial pasti menjelaskan frasa nomina seorang guru, adverbial
hanya menjelaskan pronominal persona kamu, adverbial baru menjelaskan numeralia
satu, dan adverbial selalu menjelaskan frasa preposisi di rumah. Dilihat dari
segi fungsi sintaksisnya, bagian-bagina kalimat yang dijelaskan adverbial dari
keempat contoh tersebut merupakan predikat.
Mengenai fungsi
sintaksis ini, khususnya yang menyangkut contoh, dapat ditambahkan catatan
tentang adanya pandangan bahwa baru satu berasal dari konstruksi baru berjumlah
satu dan selalu di rumah berasal dari konstruksi selalu berada di rumah. Dengan
demikian, adverbial baru merupakan bagian dari frasa verbal baru berjumlah satu
dan dan adverbial selalu merupakan bagian dari frasa verbal selalu berada di
rumah. Itu berarti bahwa adverbial baru
tidak menjelaskan numeralia satu karena yang dijelaskannya sebenarnya adalah
verba berjumlah. Demikian pula halnya dengan adverbial selalu yang tidak
menjelaskan frasa preposisi di rumah, tetapi menjelaskan verba berada.
Walaupun adverbial dapat
menerangkan fungsi subjek, peran adverbial tertentu sebagai penjelas subjek
seringkali diragukan. Kalimat semua petani menanam jagung lebih berterima
daripada kalimat hanya petani menanam jagung. Nomina petani yang dijelaskan
ileh adverbial semua pada contoh pertama jelas berfungsi sebgai subjek. Akan
tetapi, nomina petani yang dijelaskan oleh adverbial hanya pada contoh kedua
diragukan fungsinya sebagai subjek. Hal itu terlihat pada contoh-contoh
berikut.
a. Hanya petani menanam jagung
b. Hanya petani yang menanam jagung
c. Yang menanam jagung hanya petani.
Selain adverbial pada
tataran frasa dan klausa, ada pula adverbial yang menerangkan seluruh kalimat.
Jenis adverbial ini tidak terikat oleh unsure kalimat tertentu sehingga tempat
atau posisinya dalam kalimat pun dapat berpindah-pindah. Perpindahan posisi
adverbial tampaknya dalam contoh ini tidak mengubah makna kalimat secara
keseluruhan.
a. Tampaknya dia tidak menyetujui usul itu
b. Dia sesungguhnya tidak menyetujui usul
itu
c. Dia tidak menyetujui usul itu tampaknya.
Selain tampaknya,
adverbial seperti sebenarnya, sesungguhnya, mestinya, agaknya, dan tentu saja
juga mempunyai perilaku sintaksis yang sama. Karena perannya lebih cenderung
merupakan penjelas kalimat, adverbial ini disebut juga keterangan kalimat.
2. Adverbia dari Segi Bentuknya
Dari segi bentuknya,
perlu dibedakan adverbial tunggal dari adverbial gabungan. Adverbial tunggal
dapat diperinci lagi menjadi adverbial yang berupa kata dasar, yang berupa kata
berafiks, serta yang berupa kata ulang. Adverbial gabungan dapat pula diperinci
menjadi adverbial gabungan yang berdampingan dan tidak berdampingan.
1) Adverbia Tunggal
Seperti sudah disebutkan
di atas, adverbial tunggal dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu adverbial
yang berupa kata dasar dan adverbial yang berupa kata berafiks.
a. Adverbia yang Berupa Kata Dasar
Adverbia yang berupa
kata dasar hanya terdiri atas satu kata dasar. Karena adverbial dasar tergolong
ke dalam kelompok kata yang keangotaanya tertutup, maka jumlah adverbial yang
berupa dasar itu tidak banyak. Berikut ini adalah beberapa contohnya.
Baru hampir segera paling
Hanya saja selalu pasti
Lebih sangat senantiasa tentu
Hubungan dengan
contoh-contoh itu, perlu dikemukakan catatan mengenai keangotaan ganda. Kata
baru, misalnya, selain sebagai adverbial, dapat juga dogolongkan sebagai
adjektiva. Pada contoh kalimat dia baru membeli mobil baru, kata baru sebelum
membeli merupakan adverbial, sedangkan kata baru setelah mobil adalah
adjektiva.
b. Adverbia yang Berupa Kata Berafik
Adverbia yang berupa
kata berafiks diperoleh dengan menambahkan gabungan afiks se-nya atau afiks
–nya pada kata dasar.
Yang berupa penambahan
gabungan afiks se-nya pada kata dasar:
- Sebaiknya kita segara membayarkan
pajak itu
- Sebenarnya kami meragukan
kemampuannya
- Saya meminta mereka untuk masuk
kantor secepatnya
- Mereka sesungguhnya tidak bersalah.
Yang berupa penambahan
–n ya pada kata dasar:
- Agaknya gurauan itu membuatnya marah
- Kalau sudah begitu, biasanya ia akan
menangis
- Kamu ini pintar juga rupanya
- Rasanya saya sudah melporkannya
kemarin.
Di dalam bahasa
Indonesia terdapat juga adverbial berafiks yang dilihat segi bentuknya tidak
termasuk ke dalam salah satu pola tersebut di atas. Yang dimaksudkan adalah
terlalu, terlampau, dan terkadang. Pola ini, yang memperlihatkan prefiks ter-
pada kata dasar, hanya berlaku untuk ketiga adverbial itu. Namun, dalam konteks
pemakaian tertentu kadang-kadang digunakan bentuk teramat, yang juga merupakan
adverbial.
c. Adverbia yang Berupa Kata Ulang
Menurut bentuknya,
adverbial yang berupa kata ulang dapat terperinci lagi menjadi empat macam,
yaitu (a) pengulangan kata dasar, (b) pengulangan kata dasar dan penambahan
afiks se-, (c) pengulangan kata dasar dan penambahan sufiks –an, dan (d)
pengulangan kata dasar dan penambahn sufiks se - nya. Bentuk-bentuk adverbial
yang berupa kata ulang tersebut dapt dicontohkan sebagai berikut.
· Adverbia yang berupa pengulangan
kata dasar:
“kami duduk diam-diam
mendengarkan ceramah”
· Adverbial yang berupa pengulangan
kata dasar dengan penambahan prefiks se-:
“Setinggi-tinggi bangau
terbang, jatuhnya ke kubangan juga”
· Adverbial yang berupa pengulangan
kata dasar dengan penambahan sufiks –an
“kami memarahinya habis-habisan
kemarin”
· Adverbia yang berupa pengulangan
kata dasar dengan penambahan hubunya afiks se- -nya:
“burung itu terbang
setinggi-tingginya”
2) Adverbia Gabungan
Adverbial gabungan
terdiri atas dua adverbial yang berupa kata dasar. Kedua kata dasar yang
merupakan adverbial gabungan itu ada yang berdampingan dan ada pula yang tidak
berdampingan, seperti terlihat pada beberapa contoh dan ada pula yang tidak
berdampingan, seperti terlihat pada beberapa contoj berikut.
a. Adverbia yang berdampingan:
- Lagi pula rumahnya baru jadi minggu
depan
- Hanya saja kita harus
mempersiapkannya secara matang
- Kami hampir selalu bersama-sama ke
kantor
b. Adverbia yang tidak berdampingan
- Kamu hanya membuang-buang waktu saja
- Dia sangat sedih sekali mendengar
berita itu
- Bukan frustasi saja dia juga nekad
bunuh diri
3. Adverbia dari Segi Perilaku
Sintaksisnya
Perilaku sintaksis
adverbial dapat dilihat berdsarkan posisinya terhadap kata dan bagian kalimat
yang dijelaskan oleh adverbial yang bersangkutan. Dengan begitu, dapat
dibedakan empat macam posisi adverbial, yaitu (a) yang mendahului kata yang
diterangkan, (b) yang mengikuti kata yang diterangkan, (c) yang mendahului atau
mengikuti kata yang diterangkan, serta (d) yang mendahului dan mengikuti kata
yang diterangkan. Beberapa contoh dari keempat macam adverbial berdasarkan
perilaku sintaksisnya itu adalah sebagai berikut:
a. Adverbia yang mendahului kata yang
diterangkan:
- Ia lebih tinggi dari pada adiknya
- Telaga itu sangat indah
- Pendiriannya terlalu kukuh untuk
digoyahkan
- Kami hanya menulis apa yang dikatakan
b. Adverbial yang mengikuti kata yang
diterangkan:
- Tampan nian kekasih barunya
- Kami duduk-duduk saja menuggu
panggilan
- Jelek benar kelakuannya
- Baju yang dikenakannya merah sekali
c. Adverbia yang mendahului atau mengikuti
kata yang diterangkan:
- Kini barang-barang elektronika amat
mahal harganya
- Mahal amat harga barang-barang itu
- Paginya ia segera pergi meniggalkan
kami
- Begitu mendengar kata-kata itu, ia
pergi segera
d. Adverbial yang mendahului dan mengikuti
kata yang diterangkan:
- Saya yakin bukan dia saja yang pandai
- Bagiku, senyumannya sangat manis
sekali
- Kami hanya menerima saja apa ayng
diberikannya
Perilaku sintaksis adverbial pada kalimat-kalimat yang
dicontohkan pada (d) memperlihatkan bahwa, dari segi lingkup strukturnya, yang
diterangkan atau dijelaskan oleh adverbial itu terbatas pada satuan atau tataran yang lebih tinggi, yaitu yang berupa
klausa atau kalimat:
- Seharusnya dia datang sebelum pukul
delapan
- Penjelasan pejabat itu agaknya tidak
mereka pahami
- Sebaiknya saudara tidah usah datang
Pada contoh diatas
seharunya, agaknya, dan sebaiknya tidak member keterangan pada predikat kalimat
yang bersangkutan, tetapi pada seluruh kalimat. Dengan demikian, seharusnya
mengacu pada klausa datang sebelum pukul delapan, agaknya pada klausa
penjelasan pejabat itu tidak mereka pahami, dan sebaiknya pada klausa saudara
tidak usah datang.
Berdasarkan lingkup
strukturnya itu, terdapat perbedaan antara bentuk yang mengacu pada tataran
frasa dan bentuk yang mengacu pada tataran kalimat. Bentuk yang mengacu pada
tataran frasa merupakan adverbial inilah klausal, sedangkan bentuk yang mengacu
pada tataran klausa merupakan adverbial ekstraklausa.
Yang perlu diperhatikan
sehubungan dengan perbedaan itu ialah bagian kalimat yang diacu oleh adverbial
yang bersangkutan. Adverbial intraklausal mengacu pada frasa dan adverbial
ekstraklausal pada kalimat meskipun posisi sintaksisnya mengalami perbuhan
4. Adverbia dari Segi Perilaku Semantisnya
Berdasarkan perilaku
semantisnya, dapat dibedakan delapan jenis adverbial yaitu:
1) Adverbia Kualitatif
Adverbial kualitatif
adalah adverbial yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat,
derajat, atau mutu. Yang termasuk adverbial ini adalah kata-kata seperti
paling, sangat, lebih, kurang.
- Saya paling suka masakan Jepang
- Senyumnya sangat menggemasakan
- Ujiannya lebih sulit daripada yang
kuduga
- Permainannya kurang sempurna
2) Adverbial Kuantitaf
Adverbial kuantitatif
menggambarkan makna yang berhubungan dengan jumlah. Yang termasuk adverbial
ini, antara lain, kata banyak, sedikit, kira-kira, dan cukup.
- Lukanya banyak mengeluarkan darah
- Raut wajahnya sedikit memerah
- Kalau ia kira-kira marah, kami
menjauh
- Warna bajunya cukup serasi dengan
warna celananya
3) Adverbial Limitatif
Adverbial limitative
adalah adverbial yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan pembatasan.
Kata-kata seperti hanya, saja, dan sekadar dalam contoh berikut termasuk
advberbia limitative:
- Obat itu hanya mengahambat
pertumbuhan penyakit
- Kami di rumah saja selama liburan ini
- Ia sekadar menarik hatiku
4) Adverbia Frekuentatif
Adverbial frekuaentatif
adalah adverbial yang menggambarkan makna berhubungan dengan tingkat kekerapan
terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbial itu. Kata yang tergolong
adverbial ini misalnya, selalu, sering, jarang,
dan kadang-kadang
- Kami selalu makan malam bersama-sama
- Mereka sering mengabaikan tanggung
jawab
- Para siswa yang rajin jarang tinggal
kelas
- Kadang-kadang saya terkejut melihat
inisiatifnya
5) Adverbia Kewaktuan
Adverbia kewaktuan
adalah adverbial yang menggambarkan makna berhubungan dengan saat terjadinya
peristiwa yang diterangkan oleh adverbial itu. Yang dimaksud dengan adverbial
kewaktuan ialah bentuk seperti baru dan segera.
- Ayah baru diberhentikan dari
jabatannya
- Kami berlima akan segera menyepakati
masalah itu
6) Adverbial Kecaraan
Adverbial kecaraan ialah
adverbial yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan bagaimana peristiwa
yang diterangan oleh adverbial berlangsung atau terjadi. Yang termasuk
adverbial kecaraan ini adalah bentuk-bentuk seperti diam-diam, secepatnya, dan
pelan-pelan.
- Ikuti dia diam-diam dari belakang
- Kami akan menyelesaikan tugas itu
secepatnya
- Pelan-pelan Moerdiono menjelaskan
posisi pemerintah
7) Adverbial Kontrastif
Adverbial kontrastif
ialah adverbial yang menggambarkan pertentangan dengan makna kata atau hal yang
dinyatakan sebelumnya. Yang termasuk ke dalam adverbial kontrastif adalah
bentuk seperti bahkan, malahan, dan justru.
- Saya belum pernah kerumahnya bahkan
sampai sekarangpun alamatnya saya tidak tahu
- Jangankan saya diberi ongkos pulang,
dia malahan mau pinjem uang
- Siapa bilang dia kikir, justru dia
yang menyumbang paling banyak
8) Adverbial Keniscayaan
Adverbia Keniscayaan
adalah adverbial yang menggambarkan makan yang berhubungan dengan kepastian
tentang keberlangsungan atau terjadinya hal atau peristiwa ayng dijelaskan
adverbial itu. Yang termasuk adverbial keniscayaan adalah bentuk seperti
niscaya, pasti, dan tentu.
- Niscaya manusia akan hancur kalau
mengabaikan hal itu
- Kami pasti akan menemukannya nanti
- Pemerintah tentu akan memperhatikan
semua unsure yang disampaikan oleh para wakil rakyat.
5. Adverbia Konjungtif
Adverbial konjungtif
adalah adverbial yang menghubungkan satu Klausa atau kalimat dengan klausa atau
kalimat yang lain. Posisinya dalam kalimat boleh dikatakan agak bebas. Akan tetapi,
biasanya adverbial konjungtif digunakan pada awal kalimat. Berikut adalah
beberapap contoh dari adverbial konjungtif
a. Biarpun demikian/begitu
Sekalipun
demikian/begitu
Sungguhpun
demikian/begitu
Walaupun demikian/begitu
Meskipun demikian/begitu
b. Kemudian,sesudah itu, setelah itu,
selanjutnya
c. Tambahan pula, lagi pula, selain itu
d. Sebaliknya
e. Sesungguhnya, bahwasanya
f. Malah(an), bahkan
g. (akan) tetapi, namun
h. Kecuali itu, oleh sebab itu
i. Sebelum itu
Anggota subkelompok (a)
menyatakan pertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya.
Subkelompok (b) menyatakan kelanjutan dari peristiwa atau keadaan yang
dinyatakan pada kalimat sebelumnya. Subkelompok (c) menyatakan hal, peristiwa,
atau keadaan di samping hal, peristiwa, atau keadaan yang telah disebutkan
sebelumnya. Sebaliknya pada (d) mengacu kebalikan dari yang telah dinyatakan
sebelumnya. Sesungghnya dan bahwasannya pada (e) menyatakan bahwa yang
digambarkan oleh predikasi kalimat adalah benar. Malah(an) dan bahkan pada (f)
menyatakan penguatan terhadap peristiwa, hal, atau keadaan yang dinyatakan
sebelumnya. Adapaun (akan) tetapi dan namun pada (g) menyatakan pertentanangan
dengan peristiwa, hal, atau keadaan yang telah dinyatakan sebelumnya. Kecuali
itu pada (h) menyatakan keeksklusifan dan keinklusifan. Dengan demikian pada
(i) meyatakan konsekuensi. Oleh karena/sebab itu pada (j) menyatakan akibat.
Sebelum itu pada (k) menyatakan kejadian yang mendahului peristiwa, hal, atau
keadaan yang dinyatakan sebelumnya. Berikut ini adalah contoh pemakaian
beberapa adverbial konjungtif diatas:
1. a. Kami tidak sependapat dengan dia. Kami
tidak akan mengahalanginya
b.Kami tidak sependapat
dengan dia. Biarpun begitu, kami tidak akan mengahalanginya.
2. a.Mereka berbekanja ke Glodok. Mereka
perdi ke saudaranya di Acol
b.Mereka berbelanja ke
Glodok. Sesudah itu, mereka pergi ke saudaranya di Ancol
3. a.Pak Darta terkena penyakit kencing
manis. Dia juga mengidap tekanan darah tinggi
b.Pak Darta terkena
penyakit kencing manis. Selain itu, dia juga mengidap tekanan darah tinggi
4. a.Penjahat itu tidak mengindahkan
tembakan peringatan. Dia melawan polisi dengan belati
b.Penjahat itu tidak
mengindahkan tembakan peringatan. Sebaliknya dia melawan polisi dengan belati
5. a.Masalah yang dihadapinya memang gawat.
Hal itu sudah dia ramalkan sebelumnya
b.Masalah yang
dihadapinya memang gawat. Sesungguhnya hal itu sudah diramalkan sebelumnya
6. a.Pak Amir sudah tahu tentang soal itu.
Dia sudaj mulai menanganinya
b.Pak Amir sudah tahu
tentang soal itu. Bahkan, dia sudah mulai menanganinya
7. a.Keadaan memang sudah mulai aman. Kita
harus tetap waspada
b.Keadaan memang sudah
mulai aman. Akan tetapi, kita harus tetap waspada
Dari contoh-contoh di
atas jelaslah bahwa adverbial konjungtif menghubungkan dua kalimat yang utuh.
Karena kedua kalimat itu terpisah, subjek pada kalimat kedua tetap
dipertahankan meskipun subjeknya sama dengan kalimat sebelumnya. Dengan
demikian, dalam bahasa baku kalimat seperti pada (1b) tidak dapat menjadi kami
tidak sependapat dengan dia. Biarpun begitu, tidak akan menghalanginya. Dalam
bahasa yang tidak baku dan bahasa lisan penghilangan subjek seperti itu sering dilakukan orang. Perhatikan pula bahwa
adverbial konjungtif tetapi dalam bahas baku tidak dipakai untuk memulai suatu
kalimat. Sebagai gantinya dipakailah adverbial konjungtif akan tetapi seperti
terlihat pada contoh (7b) di atas.
6. Adverbia Pembuka Wacana
Jika Adverbia konjungtif
menghubungkan dua kalimat dan mengawali suatu kalimat baru, adverbial pembuka
wacana pada umumnya mengawali suatu
wacana. Hubungannya denga paragraph sebelumnya didasarkan pada makna yang
terkandung pada paragraph sebelumnya itu.
Adverbial pembuka wacana
pada kelompok (a) berikut ini masih sering dipakai, sedangkan yang ada pada
kelompok (b) umumnya terdapat pada naskah sastra lama
a. Adapun
b. alkisah
Akan hal arkian
Mengenai
sebermula
Dalam pada itu
syahdan
Contoh pemakaian adverbial itu
msing-masing terlihat dalam kalimat-kalimat berikut ini.
1) Adapun terbongkarnya rahasia bahwa di
pohon itu tersimpan harta bermula dari cerita Pak Ahmad yang pernah menjadi
pembantu raja dan turut menanam harta tersebut beberapa waktu yang lalu.
2) Akan hal lamarannya menjadi salah seorang
guru di Sekolah Dasar Inpres Raya ini telah kami bicarakan dalam rapat guru
minggu yang lalu; dalam waktu dekat ia akan mengetahui hasilnya: diterima atau
tidak.
3) Mengenai keinginan anak muda itu
mempersunting anak gadis Pas Lurah, semua orang telah maklum. Yang menjadi
masalah ialah apakah Pak Lurah menerimanya menjadi menantu atau tidak.
4) Dalam pada itu, pemuda desa ini
menertawakan saya kareana saya ingin beternak lebah dan menanam jamur. Mereka
meyangsikan keberhasilan upaya dan usaha saya sehingga tidak ada yang ingin
menuruti jejak saya.
5) Alkisah, maka pada masa dulu
memerintahlah seorang raja yang arif bijaksanan di daerah ini.
6) Arkian, maka baginda raja yang arif
bijaksanan itu mempunyai tujuh orang putrid yang cantik jelita yang itdak ada
bandingnya di kerajaan itu.
7) Syahdan, maka pada suatu hari datanglah
ke istana raja seorang lelaki tua yang bungkuk dan sangat mengerikan dan
mengemukakan niat untuk melamar putri raja menjadi isterinya.
8) Sebermula, pada zaman dahulu itu
datanglah malapetaka yang dahsyat yang memusnahkan penduduk daerah ini dengan
air bah yang ganas. Setelah itu orang menamai daerah itu “kelenglengan” yang
bermakna ‘tenggelam’ atau ‘terbenam’. Begitulah ceritanya asal mula makna desa
itu menjadi Desa Kalenglengan.
7. Adverbia dan Kelas Kata Lain
Pada point ke 2. telah
disebutkan bahwa dilihat dari segi bentuknya, salah satu jenis adverbial adalah
adverbial tunggal. Selain dari yang berkategori adverbial (misalnya hampir
menjadi hampir-hampir), bentuk dasar adverbial tunggal dapat pula berupa verba,
adjektiva, nomina, dan numeralia. Berdasarkan kategori bentuk dasarnya itu,
adverbial tunggal masing-masing disebut adverbial deverbal, adverbial
deadjektival, adverbial denominal, dan adverbial denumeral.
1) Adverbial Deverbal
Adverbia deverbal
dibentuk dari dasar yang berkategori verba. Dalam contoh berikut adverbial
kira, sekiranya, teralu, dan tahu-tahu masing-masing diturunkan dari verba tiba, kira, lalu, dan
tahu.
- Ia akan datang kira-kira pukul
sepuluh.
- Lupakan saja apa yang pernah saya
usulkan sekiranya hal itu mengganggu.
- Terlalu dini untuk menerima
lamarannya.
- Tahu-tahu saya didatangi oleh petugas
pajak.
2) Adverbial Deadjektival
Adverbial Deadjektival
diturunkan dari adjektiva, baik melalui reduplikasi maupun afiksasi. Adverbial
diam-diam, sebaiknya, sebenarnya, dan setinggi-tingginya masing-masing
diturunkandari dasar diam, baik, benar, dan tinggi yang berkategori adjektiva.
- Diam-diam kami menyisipkan uang itu
- Sebaiknya kalian mengahadapinya
sendiri
- Masalah itu sebenarnya ringan sekali
- Ia didenda setinggi-tingginya lima
juta rupiah
3) Adverbia Denominal
Adverbia Denominal
dibentuk dari dasar yang berkategori nomina. Adverbial rupanya, agaknya, dan
malam-malam dalam contoh berikut, misalnya, diturunkan dari kata rupa, agak,
naga, dan malam yang berkategori nomina.
- Tanpa diduga rupanya ia memojokkan
kami.
- Agaknya cara itulah yang tepat.
- Mereka menggedor pintuku malam-malam.
4) Adverbia Denumeral
Seperti halnya nomina,
numeralia juga dapat membentuk adverbial. Dalam contoh berikut ini, adverbial
dua-dua, setengah-setengah, dan sedikit-sedikit, masing-masing diturunkan dari
numeralia dua, setengah, dan sedikit.
- Masukkan bungkusan itu dua-dua
- Kalau bekerja jangan
setengah-setengah
- Sedikit-sedikit mereka mengadu ke DPR
8. Daftar Adverbia
1) Adverbia Tunggal
a. Adverbial Dasar
Amat
justru
Bahkan
kembali
Barang
kurang
Baru
lagi
Benar lebih
Cukup
malah(an)
Hampir mau
Hanya nian
Jarang
niscaya
Jua paling
Juga
sekadar
Pasti
sekali
Patut
selalu
Perlu senantiasa
Pernah
sering
Pula
sungguh
Pun
tentu
Saja
terus
Sangat
Segera
b. Adverbial Berafiks
(1) Dasar + -nya
Agaknya rupanya
Akhirnya sayangnya
Biasanya
tampaknya
Kiranya untungnya
Mestinya
khususnya
Nyatanya biasanya
Pokoknya umumnya
Rasanya artinya
(2) Se- + Dasar + -nya
Sebaiknya selekasnya
Sebenarnya sesungguhnya
Selayaknya seyogyanya
c. Adverbia Kata Ulang
(1) Reduplikasi Dasar
Belum-belum malam-malam
Diam-diam manis-manis
Erat-erat
mula-mula
Jarang-jarang pelan-pelan
Kadang-kadang sering-sering
Kira-kira
tebal-tebal
Lagi-lagi
tiba-tiba
Lekas-lekas
tinggi-tinggi
Mahal-mahal
(2) Reduplikasi Dasar + -an
Gelap-gelapan habis-habisan
Gila-gilaan
Kecil-kecilan
Mati-matian
Malam-malaman
(3) Se- + Reduplikasi
Sebaik-baik
sesabar-sabar
Setinggi-tinggi selembut-lembut
Sedalam-dalam sepandai-pandai
2) Adverbia Gabungan
a. Berdampingan
Acapkali hanya
saja
Amat sangat kadang kala
Belum pernah lagi pula
Belum lagi seringkali
b. Tidak Berdampingan
Belum … lagi hanya … kembali
Belum … kembali hanya … lagi
Hampir … kembali sangat … sekali
Hanya … saja tidak … saja
3) Adverbial Konjungtif
(akan) tetapi
sebaliknya
Bahkan
sebelum itu
Bahwasanya sekalipun
demikian/begitu
Biarpun
demikian/begitu selain
itu
Dengan demikian selanjutnya
Kecuali itu
sesudah itu
Kemudian sesungguhnya
Lagi pula
setelah itu
Malah(an)
sungguhpun
Meskipun
demikian/begitu
demikian/begitu
Namun tambahan pula
Oleh karena itu walaupun
demikian/begitu
Oleh sebab itu
4) Konjungtor Pembuka Wacana
Adapun
dalam pada itu
Akan hal mengenai
Alkisah
sebermula
Arkian
syahdan
BAB III
PENUTUP
1. Simpulan
Dalam
tataran frasa, adverbia adalah kata yang menjelaskan verba, adjektiva, atau
adverbia lain. Dalam tataran klausa, adverbial mewatasi atau menjelaskan
fungsi-fungsi sintaksis. Umumnya kata atau bagian kalimat yang dijelaskan
adverbial itu berfungsi sebagai predikat. Fungsi sebagai predikat ini bukan
satu-satunya ciri adverbial karena adverbial juga dapat menerangkan kata atau
bagian kalimat yang tidak berfungsi sebagai predikat. Adverbial dari segi
bentuknya dibagi menjadi adverbial tunggal dan adverbial gabungan.
Adverbial
dari segi sintaksisnya yaitu (a) yang mendahului kata yang diterangkan, (b)
yang mengikuti kata yang diterangkan, (c) yang mendahului atau mengikuti kata
yang diterangkan, serta (d) yang mendahului dan mengikuti kata yang
diterangkan. Adverbial kualitatif dibagi menjadi delapan jenis yaitu :
adverbial kualitatif, adverbial kuantitatif, adverbial limitative, adverbial
frekuentatif, adverbial kewaktuan, adverbial kecaraan, adverbial kontrastif,
dan adverbial keniscayaan.
Adverbial
konjungtif adalah adverbial yang menghubungkan satu Klausa atau kalimat dengan
klausa atau kalimat yang lain. Posisinya dalam kalimat boleh dikatakan agak
bebas. Adverbial pembuka wacana pada umumnya mengawali suatu wacana. Hubungannya denga paragraph
sebelumnya didasarkan pada makna yang terkandung pada paragraph sebelumnya itu.
Adverbial dan kelas kata lain meliputi: adverbial deverbal, adverbial
deadjektival, adverbial denominal, dan adverbial denumeral.
Komentar
Posting Komentar