contoh proposal penelitian
PEMBERDAYAAN CERITA RAKYAT AYAM
PELUNG SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS DRAMA DI KELAS XI SMAN 1
SUKARESMI TAHUN 2017/2018.
A. Latar Belakang
Indonesia
sebagai kepulauan yang besar dan memiliki banyak kebudayaan, mempunyai banyak
varietas Ayam kampung atau local. Beberapa diantaranya memiliki berbagai
keunikan tersendiri, seperti Ayam ketawa yang ditemukan di Sidengreng Rappang
yang berada 184 kilometer dari Makasar, Sulawesi Selatan. Selain keunikan dari
suaranya ada pula varietas ayam yang terkenal dari keunikan warnanya seperti
Ayam Cemani yang bewarna hitam. Diantara Varietas ayam kampung tersebut,
terdapat ayam pelung yang berkembang di daerah Cianjur.
Sebagai
hewan asli daerah keberadaan ayam local atau ayam khas yang berada di suatu
daerah, seringkali diiringi dengan lahirnya legenda atau dongeng dalamnya. Legenda
adalah suatu prosa rakyat yang dianggap oleh pembuat berita sebagai sesuatu
yang benar-benar terjadi dan dilakukan secara turun temurun.
Begitu
pula dengan ayam yang menjadi sebuah ikon kota dan menjadi fauna yang khas yang
sangat dicintai masyarakatnya, yaitu Ayam Pelung dari kota Cianjur. Legenda
spiritual yang muncul di masyarakat Cianjur tentang asal usul Ayam Pelung ini
menjadi suatu kejadian yang cukup menjadi fenomenal dan terkesan bersifat
mitos.
Ayam
Pelung saat ini dijadikan sebagai fauna khas Cianjur dan ikon kota Cianjur
dikarenakan keberadaan Ayam Pelung pada
awalnya ditemukan di Kabupaten Cianjur, tepatnya di Kecamatan Warungkondang,
oleh karena itu, ayam pelung dijadikan fauna khas Kabupaten Cianjur dengan SK
Bupati Cianjur Nomor 55.4/SK.133-Pe/1993 tanggal 20 Juli 1993.
Pada
saat kemunculannya, Ayam Pelung dapat menggeser Norma-norma dan kebiasaan
masyarakat dalam melakukan pertarungan Ayam (sabung ayam) menjadi kontes beradu
suara. Hal itu merupakan suatu yang nyata bagaimana proses pergeseran suatu
masyarakat terhadap hewan Ayam. Selain itu, cerita asal-usul Ayam pelung ini
juga memiliki banyak makna dan pesan moal yang baik dan dapat diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
Sayangnya,
keunikan serta ke khasan Ayam Pelung belum banyak diketahui oleh
masyarakat daerahnya sendiri. Bahkan
mereka lebih tertarik dan lebih banyak tahu tentang cerita rakyat dan legenda
yang berasal dari luar daerahnya seperti Danau Toba, Malin Kundang,
Sangkuriang, dll. Hal ini disebabkan karena minimnya media serta usaha
pemerintah untuk mensosialisasikannya. Saat ini upaya melestarikan kesejarahan
Ayam Pelung ini hanya terdapat dalam sebuah buku Karya Tatang Setiadi yang
berjudul Asal-Usul Hayam Pelung jeung
Dongeng-dongeng Cianjur Lianna yang diterbitkan oleh PT. Kiblat Buku
Utama-Bandung.
Melihat
hal tersebut dirasa perlu adanya sosialisasi kembali di dalam masyarakat
terutama pada generasi penerus bangsa di Kota Cianjur. Salah satu cara agar
dapat menumbuhkan dan melestarikan cerita rakyat Asal-Usul Ayam pelung ini
adalah dengan cara menjadikannya sebagai bahan ajar menulis drama di Sekolah.
Melalui penulisan teks drama, siswa akan menjadi kreatif sekaligus akan lebih
mengenal kearifan lokalnya sendiri mengingat dalam cerita Asal-Usul Ayam pelung
itu memiliki banyak pesan moral yang baik untuk diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Berdasarkan fenomena
yang telah dijelaskan di atas, perlu kiranya dilaksanakan suatu
penelitian yang berjudul PEMBERDAYAAN CERITA RAKYAT AYAM PELUNG SEBAGAI
BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS DRAMA DI KELAS XI SMAN 1 SUKARESMI TAHUN
2017/2018.
B. Batasan Masalah
1. Pemberdayaan
cerita rakyat ayam pelung.
2. Kemampuan
Siswa dalam Menulis Teks Drama.
3. Kelayakan
cerita rakyat ayam pelung sebagai bahan pembelajaran sastra di kelas XI SMAN 1
Sukaresmi.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
Cara Melestarikan Cerita Rakyat Ayam Pelung?
2. Bagaimana
kemampuan Siswa dalam Menulis Teks Drama?
3. Bagaimana
Kelayakan cerita rakyat ayam pelung sebagai bahan pembelajaran sastra di kelas
XI SMAN 1 Sukaresmi ?
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui
bagaimana cara melestarikan cerita rakyat ayam pelung.
2. Mengetahui
bagaimana kemampuan siswa dalam Menulis Teks Drama.
3. mengetahui
Kelayakan cerita rakyat ayam pelung sebagai bahan pembelajaran sastra di kelas
XI SMAN 1 Sukaresmi.
E. Manfaat Penelitian
a. Manfaat
Teoretis
Penelitian
ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa bangga terhadap kearifan lokal yang kita
miliki. Dan menambah wawasan terhadap segala sesuatu yang berada di daerah
sendiri .khususnya wawasan tentang cerita rakyat yang berada di Kota Cianjur
ini.
b. Manfaat
Praktis
Menambah
wawasan Ilmiah khususnya bagi Calon Guru Bahasa Indonesia dalam memilih bahan
ajar untuk siswa.
F.
Kerangka
teori
Sastra lisan adalah kesusastraan yang mencakup
ekspresi kesusastraan warga suatu kebudayaan yang disebarkan dan diturunkan
secara lisan (dari mulut ke mulut) (Hutomo, 1991:1).
Cerita rakyat adalah salah satu karya sastra
yaitu berupa cerita yang lahir, hidup dan berkembang pada beberapa generasi
dalam masyarakat tradisional, baik masyarakat itu telah mengenal huruf atau
belum, disebarkan secara lisan, mengandung survival, bersifat anonim, serta
disebarkan diantara kolektif tertentu dalam kurun waktu yang cukup lama
(Sisyono, dkk 2008:4).
Pendapat lain tentang cerita rakyat dikemukakan
oleh Hutomo (1991: 4) yaitu cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi
budaya suatu masyarakat melalui bahasa tutur yang berhubungan langsung dengan
berbagai aspek budaya dan susunan nilai sosial masyarakat tersebut. Dahulu,
cerita rakyat diwariskan secara turun- menurun dari satu generasi ke generasi
berikutnya secara lisan.
Berpijak
pada penjelasan di atas, cerita rakyat adalah cerita yang lahir, hidup dan
berkembang di masyarakat dalam bentuk lisan sebagai ekspresi budaya suatu
masyarakat yang berhubungan langsung dengan berbagai aspek kehidupan baik nilai
budaya, sosial dan diwariskan secara turun-menurun dari satu generasi ke
generasi lainnya.
Menurut Wood dan Attfield
(dalam Sariana, 2010:60) drama adalah proses lakon sebagai
tokoh dalam peran, mencontoh, meniruh gerak pembicaraan perseorangan,
menggunakan secara nyata dari perangkat yang dibayangkan, penggunaan pengalaman
yang selalu serta pengetahuan, karakter dan situasi dalam suatu lakuan, dialog,
monolog, guna menghindarkan peristiwa dan rangkaian cerita cerita tertentu.
Sedangkan menurut Benhart (dalam Taringan, 1984:7) menyatakan bahwa drama adalah suatu karangan dalam prosa
atau puisi yang disajikan dalam dialog atau pantomi, suatu cerita yang
mengandung konflik atau kontras seorang tokoh, terutama sebagai suatu cerita
yang diperuntukkan buat dipentaskan di panggung dramatik.
Pembelajaran
adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
Pengertian pembelajaran juga dikemukakan oleh Warsita (2008: 85) pembelajaran
adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan
untuk membelajarkan peserta didik.
Menurut
Sudjana (2004:28) pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik
dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan
interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik
(warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan
membelajarkan.
Pembelajaran
adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk
membuat siswa belajar aktif, yang menekankan pada penyedian sumber belajar
(Dimyati dan Mudjiono, 1999:297).
Pada
dasarnya pembelajaran sastra merupakan salah satu jenis pengajaran yang ingin
memperkenalkan kepada siswa berbagai nilai yang dikandung karya sastra, dan
mengajak siswa untuk dapat menghargai pengalaman-pengalaman yang terdapat di
dalamnya (Ristiani, 2012:61).
Pengajaran
sastra membutuhkan keterampilan yang memadai dalam hal cara menyampaikan pesan
yang terkandung didalamnya untuk bisa ditransfer kepada peserta didik sebagai
penikmat (Ezmir, 2015:223).
Menurut
Akhadiah dkk (1998:1.3) menulis adalah suatu aktivitas bahasa yang menggunakan
tulisan sebagai mediumnya. Tulisan itu sendiri atas rangkaian huruf yang
bermakna dengan segala kelengkapan lambang tulisan seperti ejaan dan pungtuasi.
Menulis sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan mengandung makna bahwa menulis
merupakan salah satu bentuk komunikasi verbal (bahasa).
Menulis adalah
menuangkan gagasan, pendapat, perasaan, keinginan, dan kemauan, serta informasi
ke dalam tulisan dan kemudian “mengirimkannya” kepada orang lain (Syafi’ie 1998:45).
Sedangkan menurut WJS
Poerwodarminto (dalam
Tarigan, 1987:105) secara leksikal mengartikan bahwa menulis
adalah melahirkan pikiran atau ide. Setiap tulisan harus mengandung makna
sesuai dengan pikiran, perasaan, ide, dan emosi penulis yang disampaikan kepada
pembaca untuk dipahami tepat seperti yang dimaksud penulis.
G. Anggapan
dasar
Anggapan
dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan
berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti di
dalam melaksanakn penelitiannya (Arikunto, 2010:63).
Dalam
penelitian yang penulis lakukan, penulis mengemukakan anggapan dasar sebagai
berikut.
1) Cerita
rakyat merupakan sastra lisan yang menyajikan berbagai masalah kehidupan.
2) Pembelajaran
drama merupakan bagian dari pengajaran sastra.
3) Secara
teoretis sastra lisan dapat dianalisis ke dalam berbagai komponen unsur
pembangunnya dan nilai-nilai kesusastraan yang salah satunya dapat
diungkapkan dalam penulisan teks drama.
4) Karya
sastra yang mencerminkan kehidupan sosial atau cermin masyarakat dapat dikaji
dalam kesusastraan.
5) Penulisan
teks drama dari cerita rakyat merupakan salah satu cara untuk melestarikan
sastra lisan.
H. Metodologi Penelitian
Dalam
penelitian ini menggunakan metode deskriftip analisis, yakni penggunaan metode
untuk mendeskripsikan cerita rakyat Ayam Pelung
kemudian mengembangkannya menjadi bahan pembelajaran sastra di SMA. Dengan
demikian, penelitian ini tidak sampai kepada uji coba pembelajaran, melainkan
hanya pada penyusunan bahan pembelajaran dan perencanaan yang meliputi silabus
dan rencana pelaksanaan pembelajaran.
I.
Teknik
Penelitian
Teknik
merupakan alat untuk mengumpulkan data penelitian yang hasilnya di olah
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Teknik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik dokumentasi dan angket.
1) Teknik
Wawancara
Teknik
ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai cerita rakyat Ayam Pelung yang beredar di masyarakat
2) Teknik Tes
Teknik
ini dilaksanakan dengan cara mengadakan tes menulis teks drama cerita rakyat Ayam Pelung pada siswa kelas XI SMAN 1 Sukaresmi
sehingga diketahui kemampuan siswa dalam menulis teks drama sekaligus
mengetahui kelayakannya sebagai bahan pembelajaran apresiasi sastra di SMA.
3) Angket
Teknik
ini digunakan untuk mengetahui tentang sikap dan tanggapan siswa cerita rakyat Ayam Pelung. Hal tersebut sebagai bahan
masukan mengenai kelayakan sebagai bahan ajar di SMA.
Lembar angket untuk mengumpulkan data tentang sikap dan tanggapan siswa
terhadap cerita rakyat Ayam Pelung
berjumlah 10 pertanyaan. Angket yang digunakan adalah angket tertutup yakni
setiap pertanyaan terdiri atas empat alternatif jawaban.
K.
Instumen
Penelitian
Instrumen
penelitian ini adalah kartu data, dan lembar angket. Kartu data ini digunakan
untuk naskah cerita rakyat Ayam Pelung. Hal-hal
yang disajikan dalam kartu data meliputi identitas Cerita, naskah atau cerita
rakyat Ayam Pelung.
a) Kartu
Data
KARTU
DATA
A. Identitas
Cerita
Judul
Cerita
:..........................................................................
Daerah
cerita :..........................................................................
B. Cerita
Rakyat
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
|
b) Lembar
Angket
Lembar
angket untuk mengumpulkan data tentang sikap dan tanggapan siswa terhadap
cerita rakyat Ayam Pelung berjumlah
10 pertanyaan. Angket yang digunakan adalah angket tertutup yakni setiap
pertanyaan terdiri atas empat alternatif jawaban.
L. Populasi dan Sampel
a.
Populasi
Populasi
adalah sekelompok orang, benda, atau hal yang menjadi sumber pengambilan
sampel; suatu kumpulan yang memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan
masalah penelitian (Qodratilah, 2011:422). Hal ini juga senada dengan apa yang
dikemukakan Surakhmad (1998:93) bahwa populasi merupakan sasaran yang ingin
dicapai atau diselidiki dalam suatu penelitian, baik berupa manusia,
nilai-nilai tes, benda-benda atau peristiwa.
Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 1 Sukaresmi yang
secara keseluruhan berjumlah 294 orang yang tersebar dalam sembilan kelas dan
dikelompokkan lagi ke dalam dua jurusan, yakni empat kelas jurusan Ilmu Alam,
lima kelas jurusan Ilmu Sosial, Secara jelas, rincian siswa berdasarkan
jenis kelaminnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
KELAS
|
JENIS KELAMIN
|
JUMLAH
|
|
LAKI-LAKI
|
PEREMPUAN
|
||
XI IPA 1
|
21
|
16
|
37
|
XI IPA 2
|
22
|
19
|
41
|
XI IPA 3
|
13
|
23
|
36
|
XI IPA 4
|
16
|
19
|
35
|
XI IPS 1
|
20
|
14
|
34
|
XI IPS 2
|
16
|
14
|
30
|
XI IPS 3
|
15
|
7
|
22
|
XI IPS 4
|
19
|
11
|
30
|
XI IPS 5
|
19
|
10
|
29
|
JUMLAH
|
161
|
133
|
294
|
Sumber:
Dokumen Kelas XI Siswa SMA Negeri 1 Sukaresmi.
b. Sampel
Sampel
penelitian meliputi cerita rakyat Ayam
Pelung dan siswa kelas XI SMAN 1 Sukaresmi berjumlah 137 orang dari empat kelas, yakni XI IPA 1, XI IPA 3,
XI IPS 1 dan XI IPS 4. Teknik pengambilan sampel untuk cerita rakyat dan siswa
dilakukan dengan cara total sampling yakni subjek yang dijadikan
populasi sekaligus sebagai sampel penelitian. Untuk pengambilan sampel yang
resfentatif, selanjutnya arikunto (1993:120) mengemukakan sebagai berikut.
Pengambilan
sampel dilakukan apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah
subjeknya besar dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih.
Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini merupakan penelitian sampelkarena
tidak semua siswa dijadikan populasi melainkan diambil sebagian.
M.
Prosedur
Pengolahan Data
Untuk
membuahkan hasil penelitian yang baik, maka data yang berupa novel selanjutnya
diolah dengan prosedur berikut ini.
1) Menyajikan
cerita rakyat Ayam Pelung dalam
bentuk susunan naskah untuk bahan pembelajaran untuk kelas XI SMA.
2) Membaca
cerita rakyat yang berjudul Ayam
Pelung.
3) Menyusun
teks drama dari cerita rakyat Ayam
Pelung.
4) Memerankan
tokoh dari teks drama yang disusun.
5) Menyerarkan
angket kepada siswa kelas XI SMAN I Sukaresmi untuk mengetahui kelayakan cerita
rakyat Ayam Pelung sebagai bahan
pembelajaran. Adapun penghitungan hasil tes menggunakan rumus sebagai berikut.
6) Penentuan
interval persentase tingkat pemahaman.
Interval Persentase Tingkat Penguasaan
|
Nilai Ubahan Skala Seratus
|
Keterangan
|
96% - 100%
|
100
|
Sempurna
|
86% - 95%
|
90
|
Baik sekali
|
76% - 85%
|
80
|
Baik
|
66% - 75%
|
70
|
Cukup
|
56% - 65%
|
60
|
Sedang
|
46% - 55%
|
50
|
Hampir Sedang
|
36% - 45%
|
40
|
Kurang
|
26% - 35%
|
30
|
Kurang Sekali
|
16% - 25%
|
20
|
Buruk
|
0% - 15%
|
10
|
Buruk Sekali
|
(Nurgiantoro,
2005:364).
7) Mendeskripsikan
dan menarik kesimpulan sesuai dengan data yang terkumpul.
N. Langkah-langkah
Pembelajaran Nilai Feminisme Novel Layar Terkembang
Pembelajaran
menulis teks drama di sekolah dilakukan dengan cara membaca naskah cerita
rakyat, yakni Ayam Pelung. Pembelajaran menulis teks drama dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
a) Peserta
didik diberikan informasi mengenai cerita rakyat Ayam Pelung.
b) Peserta
didik dibagi kedalam beberapa kelompok.
c) Membagikan
naskah cerita Ayam Pelung kepada
setiap kelompok.
d) Peserta
didik diperintahkan untuk membaca dan menganalisis naskah Ayam Pelung untuk mencari nilai-nilai budaya dalam cerita
tersebut
e) Peserta
didik mendiskusikan temuannya dalam kelompok masing-masing
f) Peserta
didik menyampaikan kajiannya di depan kelas
g) Peserta
didik diperintahkan untuk membuat naskah drama dari cerita yang mereka baca.
Tes tersebut
dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman peserta didik mengenai cerita rakyat Ayam Pelung.
Referensi
Hutomo, suripan
sadi. (1991). Mutiara yang hilang: pengantar studi sastra lisan. Surabaya:
HISKI Jawa Timur.
Tarigan, Henry Guntur. (1986). Prinsip-prinsip Dasar Sastra.
Bandung: Angkasa.
Tarigan,
Henry Guntur. 1984. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.
Dimyati & Mudjiono.
2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Ezmir dan Saifur Rohman.
2015. Teori dan Pengajaran Sastra. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Ristiani, Iis. 2012. Kajian
dan Apresiasi Puisi dan Prosa. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Akhadiah, S., Maidar, G.A., dan Sakura, H.R. 1989. Pembinaan Kemampuan
Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Syafi’ie, I.
1988. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud.
Tarigan, H.G.
1987. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Surakhmad, Winarto.
1998. Pengentar penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsino.
Qodratillah,
Meity Takdir, dkk. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Untuk
Pelajar. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Nurgiantoro,
Burhan. 2002. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah
MadaUniversity Press.
Komentar
Posting Komentar