Sintaksis, Struktur Frasa
STRUKTUR FRASA, HUBUNGAN SEMANTIS
(MAKNA) ANTARUNSUR FRASA
DisusununtukmemenuhiTugas
Mata Kuliah Sintaksis
oleh
Kelompok 4
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SURYAKANCANA
CIANJUR
2014
NamaAnggota :
·
Penny Rahmawati NPM 8820112028
·
MaulaniNurul NPM 8820112020
·
Rahayu P NPM 8820112028
·
Lenggi Irawan NPM 8820112016
·
Linda N NPM 8820112019
·
Ranti N H NPM 8820112032
·
Juliana NPM 8820112014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga makalah yang berjudul “ Struktur
Frasa, Hubungan Semantis (makna) Antarunsur
Frasa ” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini berisi
tentang bagaimana struktur frasa juga hubungan semantic antarunsur frasa .
Mempelajari struktur frasa juga mengetahui bagaimana
hubungan-hubungan antarunsur frasa dengan yang lainnya sudah menjadi keharusan
sebagai seorang mahasiswa yang memang kelak akan menjadi seorang yang mampu
mengajarkannya kepada anak didiknya. Oleh sebab itu, penulis berusaha
menyempurnakan makalah ini sebaik mungkin. Penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat sebagai sumber belajar juga mampu menjadi ilmu yang sangat berguna .
Cianjur, Maret 2014
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2 Rumusan
Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Struktur Frasa
2.1.1
Struktur Frasa Menurut
Katagori Unsurnya
2.1.2
Struktur Frasa Menurut
Satuan Sintaksis (Bentuk) Unsurnya
2.2
Hubungan Semantis
(Makna) Antarunsur Frasa
2.2.1
Hubungan Semantis
Antarunsur VN
2.2.2
Hubungan Semantis
Antarunsur FV
2.2.3
Hubungan Semantis
Antarunsur FA
2.2.4
Hubungan Semantis
Antarunsur FNu
2.2.5
Hubungan Semantis
Antarunsur FAdv
2.2.6
Hubungan Semantis
Antarunsur FPre
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Frase dalam bahasa Indonesia
dibedakan menjadi dua, yaitu frase endosentris dan frase eksosentris. Frasa
endosentris merupakan frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan
unsurnya, baik semua unsur-unsurnya maupun salah satu unsurnya (Ramlan,
1986:146), sedangkan frasa eksosentris ialah frasa yang tidak mempunyai
distribusi yang sama dengan semua unsurnya (Ramlan, 1986:146). Makalah ini akan
membahas frase endosentris dan jenis-jenisnya, pengertian dari jenis-jenis
frasa tersebut, dan perluasan aposisi selain subjek akan dibahas secara jelas.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian frasa?
2. Bagaimana
struktur frasa menurut kategorinya?
3. Bagaimana
hubungan semantic frasa dengan antar unsure frasa lainnya?
1.3
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian frasa.
2. Untuk
mengetahui struktur frasa menurut kategorinya.
3. Untuk
mengetahui hubungan semantic frasa dengan anatar unsure frasa lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Struktur Frasa
Sebuah frasa dibentuk oleh dua atau lebih
satuan sintaksis yang merupakan unsurnya
dalam bentuk dan katagori serta susunan atau urutan tertentu. Kesatuan
antara bentuk, katagori, serta susunan atau urutan unsur itu membangun suatu
struktur frasa dalam bahasa yang bersangkutan.
2.1.1
Struktur Frasa Menurut Kategori
Unsurnya
Setiap kategori frasa yang terdapat dalam
suatu bahasa memiliki kecenderungan dibangun oleh kategori-kategori tertentu .
2.1.1.1
Struktur Frasa Nomina (FN)
Menurut susunan dan kategori unsurnya, FN
mungkin berstruktur sebagai berikut.
1) N + N; misalnya : halaman rumah, kaka saya, ayah ibu;
2) N + V; misalnya : orang bertopi, tahun berjalan, anjing lari;
3) N + A; misalnya : mahasiswa lam, rumah baru, musik klasih;
4) N + Nu; misalnya : petani dua orang, sawah lima petak, sarung
sepuluh lembar;
5) N + Adv; misalnya : koran kemarin, orang tadi, hujan sore hari;
6) N + FPre; misalnya : beras dari Cianjur, kiriman untuk ibu,
pengabdian kepada masyarakat;
7) Nu + N; misalnnya : dua kertas kerja, enam penjahat, sepuluh ekor
ayam;
8) Art + N; misalnya : si Ahmad, sang kancil;
9) Yang + Dem; misalnya : yang ini, yang itu:
10) Yang + V; misalnya : yang mengajar, yang bekerja;
11) Yang + A; misalnya : yang terpandai, yang cantik sekali;
12) Yang + Nu; misalnya : yang tiga buah, yang sepuluh biji;
13) Yang + Adv; misalnya : yang kemarin, yang sekarang;
14) Yang + FPre; misalnya : yang dari Jepang, yang dari Surabaya.
2.1.1.2
Struktur Frasa Verbal (FV)
Berdasarkan susunan dan kategori
unsur-unsurnyaa, FV mungkin berstruktur sebagai berikut.
1) Par + v; misalnya : akan pergi, sudah datang;
2) V + Konj + V; misalnya : membaca dan menulis, meroko dan minum kopi;
3) V + Par; misalnya : belajar lagi, naik juga;
4) Par + V + Par; misalnya : akan datang juga, sudah berangkat lagi.
2.1.1.3
Struktur Frasa Adjektival (FA)
Berdasarkan
susunan dan kategori unsur-unsurnya, FA dapat berstruktur sebagai berikut.
1)
A + A; misalnya : cantik
molek, putih bersih;
2)
A + Konj + A; misalnya : bersih
dan teratur, hijau dan sejuk;
3)
A + Par; misalnya : cantik
sekali, panjang benar;
4)
Par + A; misalnya : sangat
luas, terlalu tinggi, lebih panjang;
5)
Par + A + Par; misalnya : amat tinggi sekali, terlalu luas benar.
2.1.1.4
Struktur Frasa Numeral (FNu)
Berdasarkan
susunan dan kategori unsur-unsurnya,FNu mungkin berstruktur sebagai berikut.
1)
Nu + N; misalnya : dua
ekor,lima botol, sepuluh meter;
2)
Nu + Par; misalnya : satu
saja, delapan lagi;
3)
Par + Nu; misalnya : hanya
satu, cuma empat;
4)
Par + Nu + Par; misalnya : hanya satu lagi, hanya seorang saja;
5)
Nu + Nu; misalnya : seratus
lima puluh, tiga puluh lima.
2.1.1.5
Struktur Frasa Adverbial (FAdv)
Berdasarkan
susunan dan kategori unsur-unsurnya, Fadv mungkin berstruktur sebagai berikut.
1)
Adv + Adv; misalnya : tadi
pagi, nanti malam, besok sore;
2)
Adv + Dem; misalnya : sekarang
ini, kemarin itu;
3)
Adv + Par; misalnya : sekarang
saja, besok pagi, nanti juga.
2.1.1.6
Struktur Frasa Preposisional (FPre)
Berdasarkan
susunan dan kategori unsur-unsurnya, FPre mungkin berstruktur sebagai berikut.
1)
Pre + N; misalnya : di
rumah, ke Jaakarta, dari desa;
2)
Pre + A; misalnya : dengan
tenang, dengan sabar;
3)
Konj + Adv; misalnya : sejak
tadi, sejak malam;
4)
Konj + N; misalnya : karena
kamu, karena letusan gunung.
2.1.2
Struktur Frasa Menurut Satuan
Sintaksis (Bentuk) Unsurnya
Berdasarkan
satuan sintaksis perkembanganya, frasa bahasa Indonesia mungkin berstruktur
sebagai berikut.
1)
Kata + Kata; misalnya : rumah
baru, gedumg sekolah, buku ini;
2)
Kata + Frasa; misalnya : yang
sedang membaca, di rumah saya, rumah paman saya;
3)
Frasa + Kata; misalnya : paman
saya itu, sedang membaca lagi, hendak mengajar pula;
4)
Frasa + Frasa; misalnya : pekarangan luas rumah itu, gedung sekolah anak saya, buku baru siswa
sekolah dasar.
2.2
Hubungan Semantis (Makna) Antarunsur
Frasa
Di
samping mengandung hubungan gramatikal atau fungsional, antarunsur frasa setiap
kategori memilii hubungan semantic, yaitu makna yang hadir sebagai akibat
penggabungan kata-kata menjadi frasa-frasa.
2.2.1
Hubungan Sematis Antarunsur FN
Hubungan
semantic antarunsur FN, antara lain, menyatakan makna berikut:
1)
Penjumlahan : suami
istri, nusa bangsa, anak cucu;
2)
Pemilihan : senin atau
selasa, ayah atau ibu, laki- laki atau perempuan;
3)
Kesamaan :Bapak
Suharto, Presiden RI; Ahmad, mahasiswa pandai;
4)
Penerang : pohon
rindang, rumah bagus, istri cantik;
5)
Pembatas : jendela rumah,
anggota DPR, pekerja pabrik;
6)
Penentu/penunjuk : bangunan
ini, pekarangan itu;
7)
Jumlah : dua orang
petani, lima kilogram beras;
8)
Sebutan : Letkol
Suaji, Bapak Menteri, Si Unyil;
9)
Pemilikan : rumah
saya, buku kamu, orang tua mereka.
2.2.2
Hubungan Semantis Antarunsur FV
Hubungan
semantic antarunsur FV, antara lain, menyatakan makna berikut:
1)
Penjumlahan : membaca
dan menulis, berjalan dan berlari, makan minum;
2)
Pemilihan : duduk atau
berdiri, makan atau minum;
3)
Ragam : dapat dihukum,
harus datang, boleh pulang;
4)
Negative : tidak
tidur, belum makan;
5)
Aspek : akan pergi,
sudah pulang, sedang belajar.
2.2.3
Hubungan Semantis Antarunsur FA
Hubungan
semantic antarunsur FA, antara lain, menyatakan makna sebagai berikut:
1)
Penjumlahan : cantik molek, putih bersih;
2)
Pemilihan : besar atau kecil, kaya atau miskin;
3)
Ragam : pasti mahal, harus bagus;
4)
Negative : tidak baik, tidak
pandai;
5)
Aspek : akan indah, sudah cantik;
6)
Tingkat : kurang cakap, terlalu kurus, agak gemuk.
2.2.4
Hubungan Semantis Antarunsur FNu
Hubungan
semantic antarunsur FNu, antara lain, menyatakan makna sebagai berikut:
1)
Jumlah : dua puluh lima, seratus lima puluh;
2)
Kelipatan : dua ratus, sembilan puluh;
2.2.5
Hubungan Semantis Antarunsur FAdv
Hubungan
semantic antarunsur FAdv, antara lain, menyatakan makna sebagai berikut:
1)
Penerang : tadi pagi, besok sore;
2)
Penentu : sekarang ini, sore itu.
2.2.6
Hubungan Semantis Antarunsur FPre
Hubungan
semantic antarunsur FPre, antara lain, menyatakan makna sebagai berikut:
1)
Keberadaan (tempat berada) : di kota, dalam rumah, pada meja;
2)
Arah (tempat tujuan) : ke sawah, kepada saya, terhadap
pendirian itu;
3)
Asal (bahan/tempat awal) : dari sutra, dari kain kafan, dari
Bandung;
4)
Alat : dengan palu, dengan gergaji, dengan pesawat terbang;
5)
Pelaku : oleh mereka, oleh orang itu, oleh Kono Jabar.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Sebuah
frasa dibentuk oleh dua atau lebih satuan sintaksis yang merupakan
unsurnya dalam bentuk dan katagori serta
susunan atau urutan tertentu. Kesatuan antara bentuk, katagori, serta susunan
atau urutan unsur itu membangun suatu struktur frasa dalam bahasa yang
bersangkutan. \
Frasa menurut kategori unsurnya :
1. Struktur
frasa nomina (FN)
2. Struktur
frasa verba (FV)
3. Struktur
frasa adjektiva (FA)
4. Struktur
frasa numeral (FNu)
5. Struktur
frasa adverbial (FAdv)
6. Struktur
frasa preposisional (FPre)
Hubungan
semantic antar unsure frasa lainnya
1. Hubungan
semantic antar unsure FN
2. Hubungan
semantic antara unsure FV
3. Hubungan
semantic antar unsure FA
4. \hubungan
semantic anatar unsure FNu
5. Hubungan
sermantis anatar unsure Fadv
6. \hubungan
semantic antar unsure Fpre
DAFTAR PUSTAKA
Prawirasumantri, Abud. 2010. Sintaksis. Unsur
Komentar
Posting Komentar