Kata Serapan "Pola Penyerapan Bahasa Arab kedalam Bahasa Indonesia"
BAB 1
PENDAHULUAN
Bahasa
Indonesia merupakan bahasa asing yang dinamis, yang selalu berkembang dari
waktu ke waktu sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat pemakai dan
penuturnya. Salah satu akibat dari sifat dinamis tersebut adalah masuknya
berbagai unsur kebahasaan dari bahasa asing, baik yang berupa afiks (imbuhan,
awalan, akhiran) maupun berupa kata. Inilah yang kemudian dikenal dengan Unsur
Serapan.
Dalam
perkembangannya bahasa Indonesia mengambil unsur atau kata dari bahasa lain,
seperti bahaa daerah atau bahasa asing. Sudah banyak kosa kata dari bahasa
asing dan daerah yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Terlebih dahulu
kata-kata itu disesuaikan dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia,
baik itu dalam hal pengucapan maupun penulisannya. Kata-kata sepeerti itulah
yang dinamakan dengan Kata-Kata Serapan. Satu bentuk perkembangan bahasa
Indonesia adalah berupa penyerapan kata ke dalam bahasa Indonesia yang berasal
dari bahasa-bahasa asing pemberi pengaruh.
Bahasa
Indonesia dari awal pertumbuhannya sampai sekarang telah banyak menyerap
unsur-unsur asing terutarna dalam hal kosa kata. Bahasa asing yang memberi
pengaruh kosa kata dalam bahasa Indonesia antara lain : bahasa Sansekerta,
bahasa Belanda, bahasa Arab dan bahasa Inggris. Masuknya unsur-unsur asing ini
secara historis juga sejalan dengan kontak budaya antara bangsa Indonesia
dengan bangsa-bangsa pemberi pengaruh. Unsur-unsur asing ini telah menambah
sejumlah besar kata ke dalam bahasa Indonesia sehingga bahasa Indonesia
mengalami perkembangan sesuai dengan tuntutan zaman. Dan sejalan dengan
perkembangan itu muncullah masalah-masalah kebahasaan. Ada kosa kata yang
diserap secara utuh tanpa mengalami perubahan dan penyesuaian. Dan ada kosa
kata yang diserap dengan mengalami penyesuaian-penyesuaian.
Salah satu
bahasa asing yang turut memperkaya khazanah bahasa Indonesia adalah bahasa
Arab. Banyak kata yang berasal dari bahasa itu yang sudah tidak kita kenali
lagi sebagai bahasa asing. Kenyataan itu tidak dapat disangkal karena banyak
kata bahasa Arab yang berintegrasi begitu kuat di dalam bahasa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
KATA SERAPAN
Kata serapan adalah kata yang berasal
dari bahasa lain (bahasa daerah/bahasa luar negeri) yang kemudian ejaan,
ucapan, dan tulisannya disesuaikan dengan penuturan masyarakat Indonesia untuk
memperkaya kosa kata.
Dalarn Kamus Urnurn bahasa Indonesia, unsur serapan didefenisikan
bahwa unsur adalah bahan
asal, zat asal, bagian yang terpenting dalarn suatu hal, sedangkan serapan
adalah pemasukan kedalam, penyerapan masuk ke dalam lubang-Iubang kecil
(Poerwadarminta, 1985 : 130 dan 425).
Menurut Samsuri (1987 : 50) serapan adalah “pungutan”,
sedangkan Kridalaksana (1985 : 8) memahami kata serapan adalah “pinjaman” yaitu
bunyi, fonem, unsur gramatikal atau unsur leksikal yang diambil dari bahasa
lain.
Setiap
masyarakat bahasa memiliki tentang cara yang digunakan untuk mengungkapkan
gagasan dan perasaan atau untuk menyebutkan atau mengacu ke benda-benda di
sekitarnya. Hingga pada suatu titik waktu, kata-kata yang dihasilkan melalui
kesepakatan masyarakat itu sendiri umumnya mencukupi keperluan itu, namun
manakala terjadi hubungan dengan masyarakat bahasa lain, sangat mungkin muncul
gagasan, konsep, atau barang baru yang datang dari luar budaya masyarakat itu.
Dengan sendirinya juga diperlukan kata baru. Salah satu cara memenuhi keperluan
itu--yang sering dianggap lebih mudah--adalah mengambil kata yang digunakan
oleh masyarakat luar yang menjadi asal hal ihwal baru itu.
Kata
serapan dalam bahasa atau lebih tepatnya antar bahasa adalah merupakan suatu
hal yang lumrah. Setiap kali ada kontak bahasa lewat pemakainya pasti akan terjadi
serap menyerap kata. Unit bahasa dan struktur bahasa itu ada yang bersifat
tertutup dan terbuka bagi pengaruh bahasa lain. Tertutup berarti sulit menerima
pengaruh, terbuka berarti mudah menerima pengaruh.
Bunyi
bahasa dan kosa kata pada umumnya merupakan unsur bahasa yang bersifat terbuka,
dengan sendirinya dalam kontak bahasa akan terjadi saling pengaruh, saling
meminjam atau menyerap unsur asing. Peminjaman ini dilatar belakangi oleh
berbagai hal antara lain kebutuhan, prestise kurang faham terhadap bahasa
sendiri atau berbagai latar belakang yang lain. Tidak ada dua bahasa yang sama
persis apalagi bahasa yang berlainan rumpun. Dalam proses penyerapan dari
bahasa pemberi pengaruh kepada bahasa penerima pengaruh akan terjadi
perubahan-perubahan. Ada proses penyerapan yang terjadi secara utuh, ada proses
penyerapan yang terjadi dengan beberapa penyesuaian baik yang terjadi dalam
bahasa lisan maupun bahasa tulis. Dalam penyesuaian itu akan terjadi,
pergeseran baik dalam ucapan maupun ejaan antar bahasa pemberi dan penerima
pengaruh maupun pergeseran sistematis. Bahasa Indonesia dari awal
pertumbuhannya sampai sekarang telah banyak menyerap unsur-unsur asing
terutarna dalam hal kosa kata. Bahasa asing yang memberi pengaruh kosa kata
dalam bahasa Indonesia antara lain : bahasa Sansekerta, bahasa Belanda, bahasa
Arab dan bahasa Inggris. Masuknya unsur-unsur asing ini secara historis juga
sejalan dengan kontak budaya antara bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa
pemberi pengaruh. Unsur-unsur asing ini telah menambah sejumlah besar kata ke
dalam bahasa Indonesia sehingga bahasa Indonesia mengalami perkembangan sesuai
dengan tuntutan zaman. Dan sejalan dengan perkembangan itu muncullah
masalah-masalah kebahasaan. Ada kosa kata yang diserap secara utuh tanpa mengalami
perubahan dan penyesuaian. Dan ada kosa kata yang diserap dengan mengalami
penyesuaian-penyesuaian.
B.
POLA
PENYERAPAN BAHASA ARAB KE BAHASA
INDONESIA
Pada garis besarnya ada tiga macam pola
penyerapan kosa kata bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia yaitu:
a.
Pola penyerapan penuh
Penyerapan penuh adalah penyerapan
fonem secara utuh tanpa ada perubahan karena fonem bahasa Arab setelah
ditransIiterasi mempunyai kesamaan dengan fonem bahasa Indonesia. Contoh : kata
“bab”, ”muslim”, “masjid” setelah diserap ke dalam bahasa Indonesia tidak
mengalami perubahan, tetap menjadi kata bab, muslim dan masjid (mesjid).
b.
Pola penyerapan sebagian
Penyerapan sebagian adalah sebagian
fonem yang terdapat dalarn sebuah kata disesuaikan ke dalam bahasa Indonesia.
Hal itu dilakukan karena dalam bahasa Indonesia fonem itu tidak ada.
Penyesuaian ini bisa berupa penghilangan fonem atau pergantian fonem. Contoh :
“Qira”ah” setelah diserap ke dalam bahasa Indonesia
menjadi “kiraat”. Transliterasi fonem hamzah ( ‘ ) dihilangkan, sedangkan
“mu’tamar” setelah diserap menjadi “muktamar”. Transliterasi fonem harnzah ( ‘
) diganti dengan /k/.
c.
Pola penyesuaian lafal
Penyesuaian lafal yang dimaksud
terdapat dalam kata-kata Arab yang mengandung vokal panjang, serta gugusan
konsonan yang tcrdapat diakhir kata. Penyesuaian ini bisa berupa penambahan
fonern, penghilangan fonern, pergantian fonem, bahkan penghilangan suku kata. Contoh :
“Sabr” setelah diserap menjadi “sabar” ( penambahan vokal
/a/ )
“Jild” seteIah diserap menjadi “Jilid” ( penambahan vokal
/i/ )
“Hukm” setelah diserap menjadi ”hukum” ( penambahan voka
/u/ )
“Nafakah” setelah diserap menjadi “nafkah” ( penghilangan
vokal /a/ )
“Kafir” setelah diserap menjadi “kafir” ( penghilangan
vokal panjang /a/ )
“Dalil” seteIah diserap menjadi “dalil” ( penghilangan
vokal panjang /i/ )
“Masyhur” setelah diserap menjadi “masyhur” (
penghilangan vokal panjang /u/ )
“Hayran” setelah diserap menjadi “heran” ( pergantian
fonem /ay/ menjadi /e/ )
“Sadaqah” setelah
diserap rnenjadi “sedekah” ( pergantian voka /a/ menjadi /e/ )
“Tarikat” setelah diserap menjadi “tarekat” ( pergantian
vokal /i/ menjadi /e/ ) “Ruh” setelah diserap menjadi “roh” ( pergantian vokal
/u/ menjadi /o/ )
“Istirahat” setelah diserap menjadi “rehat” (
penghilangan suku kata )
“Isnayn” setelah diserap rnenjadi “senin” (penghilangan
suku kata
C.
DAFTAR
KOSA-KATA BAHASA INDONESIA YANG DISERAP DARI BAHASA ARAB
a.
Lafal dan arti masih sesuai dengan aslinya
Adapun kosa-kata bahasa Indonesia yangdiserap dari bahasa Arab yang lafal
dan artinya masih sesuai dengan aslinya, yaitu: abad, abadi, abah, abdi, adat, adil, amal, aljabar, almanak,
awal, akhir, bakhil, baligh, batil, barakah, daftar, hikayat, ilmu, insan,
hikmah, halal, haram, hakim, khas, khianat, khidmat, khitan, kiamat musyawarah,
markas, mistar, malaikat, mahkamah, musibah, mungkar, maut, kitab, kuliah,
kursi, kertas, nisbah, napas, syariat, ulama, wajib, ziarah.
b.
Lafalnya berubah, artinya tetap
Ada pun kosa-kata bahasa Indonesia yang disera dari bahasa Arab yang
lafalnya berubah, namun artinya tetap, yaitu:
1)
berkah,
barakat, atau berkat dari kata barakah
2)
buya
dari kata abuya
3)
derajat
dari kata darajah
4)
kabar
dari kata khabar
5)
lafal
dari kata lafazh
6)
lalim
dari kata zhalim
7)
makalah
dari kata maqalatun
8)
masalah
dari kata mas-alatun
9)
mungkin
dari kata mumkinun
10) resmi dari kata rasmiyyun
11) soal dari kata suaalun
12) rezeki dari kata rizq
13) Sekarat dari kata Zakaratil
14) Nama-nama hari dalam sepekan :
Ahad (belakangan jadi Minggu artinya=1), Senin (Isnaini=2), Selasa (Salasa),
Rabu (Arba'a), Kamis (Khamsa), Jumat (Jumu'ah) dan Sabtu (sab`atun)
c.
Lafal dan arti berubah dari lafal dan arti semula
1)
keparat
dalam bahasa Indonesia merupakan kata makian yang kira-kira bersepadan dengan
kata sialan, berasal dari kata kufarat yang berarti orang kafir ( jamak )
2)
logat
dalam bahasa Indonesia bermakna dialek atau aksen, berasal dari kata lughah
yang bermakna bahasa atau aksen.
4)
perlu,
berasal dari kata fardhu yang bermakna harus.
5)
petuah
dalam bahasa Indonesia bermakna nasihat, berasal dari kata fatwa yang bermakna
pendapat hukum.
6)
laskar
dalam bahasa indonesia bermakna prajurit atau serdadu, berasal dari kata 'askar
yang berarti sama
Daftar
kosa-kata Bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa Arab
abad abad) – 100 tahun
abadi (abadī)
– kekal
abdul `abdu'l)
abjad (abjad)
– aksara
absah (afṣaḥ)
– sesuatu yang berlaku
abu (abū)
– bapak
adab (adab)
– budaya, kultur
adat (āda) – kebiasaan, tradisi
adib (adīb)
adil ( `ādil)
afwah ( afwāh)
aghlaf ( aghlaf)
– tidak disunat
Ahad( aḥad)
– hari Minggu
ahdiat ( aḥadīya)
ahkam ( aḥkām)
ahlan
wasahlan ( ahlan wasahlan)
ahli ( ahl)
– pakar
ahlu ( ahl)
– anggota
aib ( aib)
– malu
aif ( `aif)
– tak sempurna
ajaib ( `ajā'ib)
ajal ( ajal)
akad ( `aqd)
aka'id ( `aqā'id)
akal ( `aql)
akbar ( akbar)
akekah ( `aqīqa)
akhir ( ākhir)
– penghujung
akhirat ( ākhira)
akhlak ( akhlāq)
akibat ( `āqiba)
akidah ( `aqīda)
– kepercayaan
akil ( `āqil)
akilbalig ( `āqilbāligh)
– sudah cukup umur
akrab ( aqrab)
Akrab ( `Aqrab)
– rasi Skorpion
aksa (aqṣā)
– jauh
ala (2) ( a`lā)
alaikum (`alaikum)
ala kadarnya
(alā qadr)
alam (1) ālam)
– dunia
alami (`ālamī)
alamiah
( `ālamī)
alam
kabir ( `ālam kabīr)
alamar ( al-amr)
alamat ( `alāma)
– adres
alat ( āla)
– piranti, jentera
alhamdulillah
( al-ḥamduli'llāh)
alhasil ( al-ḥāṣil)
alim (1) ( `ālim)
aljabar ( al-jabr)
Alkitab ( Al-kitāb) – kitab suci agama Kristen, juga dikenal
sebagai Bibel
alkohol ( al-kuḥūl)
– senyawa kimia
Allah (Allāh)
– Tuhan
almarhum ( al-marḥūm)
Almasih ( al-masīḥ)
– Mesias, Yesus Kristus
am ( `āmm)
– umum
amal ( `amal)
aman ( amān)
- damai
amanat ( amāna)
ambal ( ḥanbal)
– karpet
amin (1) ( āmīn)
– penutup doa
amsal ( amthāl)
– perumpamaan
ane ( ana)
– saya
arif ( `ārif)
– bijaksana
arwah ( arwāḥ)
– roh
asyik ( `āshiq)
– sibuk dengan senang
atlas ( aṭlas)
– peta bumi
aurat ( `aura)
awal ( awwal)
– mula
awam ( `awāmm)
– orang umum
azan ( adhān)
– panggilan untuk bersholat
B
bab (bāb)
– pasal, sargah
badan ( badan)
– tubuh
badani
( badanī) – fisikal
bahas ( baḥth)
– diskusi
bait (1) ( bait)
– rumah
bait (2) ( bait)
– larik puisi atau lagu
Baitullah ( baitu'llāh)
– Rumah Allah
Baitul
Makmur ( Baitu'lma`mūr) – rumah di sorga ketujuh
basmalah ( basmala)
– pengucapan
batal ( bāṭil)
– tidak jadi
batin ( bāṭin)
– dalam
bin ( ibn)
– putra
binti ( bint)
– putri
bismillah ( bi-'smi'llāh)
– Atas Nama Tuhan
burhan ( burhān)
–
burka' ( burqu'
) – kerudung
D
daerah ( dā'ira)
–
dahsyat ( dahsha)
–
Dajal (dajjāl) – anti-Christ
dakwa ( da`wā)
–
dakwah ( da`wa)
–
dalil ( dalīl)
– bukti, butir tesis, argumen
damawi ( damawī)
–
darurat ( ḍarūra)
–
darussalam (
dāru'ssalām) –
daur ( daur)
–
derajat ( daraja)
–
dinar (dīnār) – mata uang
doa ( du`ā'
) – sembahyang
do'a
dunia
( dunyā) – jagat
duniawi
duniawiah
E
ente ( anta)
– engkau
F
faedah
faham
fajar
fakir
fana
fasal
fatwa
filsafat
filsafi ( ...)
–
filsuf ( ...)
–
firasat ( ...)
–
fitnah
fitrah
G
al-Gafar ( ...)
–
al-Gafir ( ...) –
al-Gafur ( ...) –
gaib ( ghaib)
– hilang; tak nampak
Gailan ( Ghaylān)
–
gairah ( ghaira)
– hasrat
galabah ( ghalaba)
–
galib ( ghālib)
–
gamal ( jamal)
–
gamis ( qamīṣ)
–
gana ( ghanā'
) –
gani ( ghanīy)
–
garba ( gharb)
–
garib ( gharīb)
–
garisah ( gharīza)
–
Gassaniah ( Ghassāniyya)
–
gengsi ( jinsī)
gereba ( qirba)
gizi bernutrisi
H
habib –
teman (حبيب)
habibi – yang
tercinta (حبيبي)
hadiah –
kado (هدية)
halal (حلال)
Haram (حرام)
haji (حاج)
hajjah
(حاجة)
I
Ibrani – bahasa
bangsa Yahudi
Idul Adha
Idul Fitri
isytihar –
proklamasi, permakluman secara resmi dan umum
J
jahil –
iseng, tidak tahu, bodoh
Jumat – hari kelima dalam pekan, hari Sukra
jenazah –
mayat
jasad
jaya
irfan -
K
Ka'bah –
bangunan suci di Makkah
Kutubusitah
L
lazim –
umum, biasa, lumrah
logat –
aksen, dialek
M
mu'allaf – orang
yang baru saja masuk agama Islam
Maja
Musyawarah
Malaikat
Makalah dari
kata maqalatun
Masalah dari
kata mas-alatuna
Mungkin dari
kata mumkinun
N
nabi – duta
Tuhan kepada umat manusia
Nasrani –
pengikut agama Kristen
O
oknum –
seseorang
P
perlu
Q
al-Qur'an –
kitab suci umat Muslim
R
rakyat –
warga
rasul
rejeki
S
Sabtu – hari ketujuh dalam satu pekan, hari Saniscara
salat
salib
salju
Selasa – hari ketiga dalam satu pekan, hari
setan
sabun (dari
sobuun)
T
Talak
U
ubuwah ( ubūwa)
– paternitas
udu ( `adūw)
– musuh
ufuk ( ufuq)
– cakrawala, horison
ujmah ( `ujma)
– barbarisme
ujrat ( ujra)
– gaji
ujub ( `ujb)
– kebanggaan
ukab ( `uqāb)
– bendera sang Nabi
ukhdud ( ukhdūd)
– pakaian jaket
ukhuwah ( ukhūwa)
– persaudaraan
uktab ( `uqāb)
– elang
ulama (علماء ulamā'
) – guru agama
ulwi ( `ulwī)
– tinggi, megah
um ( umm)
– ibu
umat (أمة umma)
– komunitas agama
umiah ( ummīya)
– buta huruf, kebodohan
ummi ( ummī)
– ibu saya
Ummul Kitab
( ummu'l-kitāb) –al-Fatihah (Ibu segala Kitab)
ummul walad
( ummu'l-walad) – ibu
umrah (عمرة `umra)
– perjalanan religius ke Makkah
umum ( `umūm)
– general
umumah (1) (
umūma) – keibuan
umumah (2) (
`umūma) – kepamanan
umur ( `umr)
– usia
unjul ( `unjal)
– sejenis musang
unsur (عنصر `unṣur)
– elemen
unsuri ( `unṣurī)
– elementer
upafirkah ( firqa)
– sub-aliran
urfani ( `irfāni)
– spiritual
urian ( `uryān)
– telanjang
uriani ( `uryān)
– telanjang
uruf ( `urf)
– budaya setempat
usali ( uṣallī)
–
uskup ( usquf)
– pemimpin gereja
uslub ( uslūb)
– gaya sastra
ustad ( ustādh)
– guru besar
usul (أصول uṣūl)
– asal
usur ( `ushr)
–
uzlat ( `uzla)
–
uzur (1) ( `udhr)
–
uzur (2) ( `udhr)
– sakit-sakitan
W
wa ( wa)
– dan
wa'ad ( wa`d)
–
wa'adah ( wa`da)
–
wa ba'dahu (
wa-ba`dahu) –
wabah ( wabā'
) –
wabillahi ( wa-bi'llāhi)
–
wadat ( waḥda)
–
wadi (1) ( wādī)
– lembah
wadiah ( waḍī'a)
– simpanan
Wadud,
al-Wadud ( al-wadūd) –
wafak ( wafq)
–
wafat ( wafāh)
– meninggal
Wahab,
al-Wahab ( al-wahhāb) –
wahadaniah (
waḥdānīya) –
wahadat ( waḥda)
–
waham ( wahm)
–
wahib ( wāhib)
–
wahid ( wāḥid)
– satu
wahidiat ( wāḥidīya)
–
wahyu ( waḥy) –
Kitab Wahyu
( ...)
wajad ( wajd)
–
wajah ( wajh)
– muka
wajah sabah
( wajh al-shibh) –
wajib ( wājib)
–
wajur ( wajūr)
–
wakaf ( waqf)
–
wakas ( waqṣ)
–
wakif ( wāqif)
–
wakil ( wakīl)
–
waktu ( waqt) – masa
walad ( walad)
–
walak ( walā'
) –
walakin ( wa-lākin)
–
walau ( wa-lau)
– meski
walhal ( wa'l-ḥāl)
–
walhasil ( wa'l-ḥāṣil)
–
wali ( walīy)
–
walimah ( walīma)
–
waliullah ( walīyu'llāh)
–
wa'llahi ( wa-'llāhi)
–
wallahu
a'lam ( wa'llāhu `alam) –
warak ( wara'
) –
warasa ( waratha)
–
wari' ( wari`)
–
warid (1) ( wārid)
–
warid (2) ( warīd)
–
waris ( warith)
– sesuatu yang diberikan kepada keturunan
warisan
warkat ( waraqa)
– resi, surat
warkatu'l
ikhlas ( waraqatu'l-ikhlas) –
wartah ( warṭa)
–
wasak ( wasq)
–
wasfah ( waṣfa)
–
Wasi,
al-Wasi ( wāṣi' ) –
wasi ( waṣīy)
–
wasiat ( waṣīya)
–
wasikah ( wathīqa)
–
wasil ( wāṣil)
–
wasilah ( wāṣila)
–
wasiliah ( wāṣilīya)
–
wasir ( ...)
–
wasit ( wāsiṭ)
–
wasitah ( wāsiṭa)
–
waslah ( waṣla)
–
wassalam ( wa'ssalām)
– dan damai
waswas ( waswās)
– curiga
watad ( watad)
–
watan ( waṭan)
–
wathik ( wāthiq)
–
watik ( waṭ'
) –
wazan ( wazn)
–
wazeh ( wāḍiḥ)
–
widak ( widā'
) –
wijahah ( wajāha)
–
wikalat ( wikāla)
–
wiladah ( wilāda)
–
wilayah (ولاي wilāya)
– regio
wirid ( wird)
–
witir ( witr)
–
wudhu ( wuḍū)
– mensucikan diri
wujud ( wujūd)
– rupa
wukuf ( wuqūf)
–
Y
Yahudiah
( Yahūdīya) – berhubungan dengan Yahudi
yais ( ya's)
– perubahan hidup
Yajuj dan
Majuj (يأجوج و مأجوج Ya'jūj wa Ma'jūj) – Gog dan Magog
yakin (ياقين yaqīn)
– percaya
yakni (يعني ya`nī)
– yaitu
yakun (يكن yakun)
– yaitu
yakut (ناقوت yāqūt)
–
Yasin (ياسين Yā Sīn)
– sebuah nama
yasyib (يشب yashb)
– yasper (sebuah batu mineral)
yatim (يتيم yatīm)
– yang tak memiliki bapak
yaum ( yaum)
– hari
yaumiah ( yaumīya)
– buku harian
Yunusiah ( Yūnusīya)
– sebuah aliran
Z
ziarah - dharmawisata ibadah
Komentar
Posting Komentar