Makalah Unsur Perluasan Kalimat

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin,
Penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi karena dengan kehendak dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas pada Fakultas Pendidikan dan Ilmu Keguruan jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Suryakancana Cianjur.
Banyak kesulitan yang penulis hadapi dalam penyusunan makalah ini, tetapi berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat terselesaikakn dengan baik dan tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih atas segala bantuan baik moril maupun materil kepada seluruh pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Meski telah berusaha dengan sebaik-baiknya, tetapi penulis menyadari bahwa makalah ini terlalu dini untuk dikatakan sempurna. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun akan penulis terima dengan rendah hati.

Cianjur, Maret 2015

Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ....................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah .................................................................. 1
C.     Tujuan ..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Definisi Unsur Perluasan Kalimat .......................................... 2
B.     Unsur-unsur Perluasan Kalimat ............................................. 3
C.     Jenis-jenis Perluasan Kalimat ................................................ 6
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ............................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA  ................................................................................... 10


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Kalimat sebagai satuan bahasa yang lebih besar daripada kata atau frasa merupakan rangkaian kata yang menyatakan pikiran tertentu yang secara relatif dapat berdiri sendiri, dan intinasinya menunjukkan batas antara sesamanya.
Pikiran yang utuh pada setiap kalimat diungkapkan pada dua bagian, yakni subjek dan predikat. Subjek sebagai bagian yang menjadi pokok pembicaraan dalam kalimat dijelaskan maknanya oleh predikat.
Kalimat disusun berdasarkan unsur-unsur yang berupa kata, frasa, dan/atau klausa. Unsur-unsur ini mempunyai fungsi dan pengertian tertentu yang disebut bagian kalimat. Ada bagian kalimat yang dapat dihilangkan dan adapun yang tidak. Bagian yang tidak dapat dihilangkan disebut inti kalimat sedangkan bagian yang dapat dihilangkan bukan inti kalimat. Bagian inti ini dapat membentuk kalimat dasar dan bagian bukan inti dapat membentuk kalimat luas.
B.  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan perluasan kalimat ?
2.      Apa saja unsur perluasan kalimat ?
3.      Apa saja jenis perluasan kalimat ?
C.  Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi perluasan kalimat
2.      Untuk mengetahui unsur-unsur perluasan kalimat
3.      Untuk mengetahui jenis-jenis perluasan kalimat





BAB II
PEMBAHASAN

A.  Definisi Unsur Perluasan Kalimat
Perluasan kalimat diawali dari kalimat yang mengandung dua unsur pusat, kemudian ditambah satu unsur tambahan atau lebih.
Ayahmengetahuihal itu.
  S             P             O
Kalimat di atas adalah perluasan dari Ayahmengetahui.
                                                              S             P
Karena predikatnya tergolong transitif, maka kehadiran objek menjadi wajib. Apabila kalimat tersebut diperluas, bisa menjadi kalimat majemuk bertingkat seperti:
Ayah mengetahui bahwa aku menikah.
S P O
S/P
Dalam menuliskan kalimat dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka yang harus kita ketahui yaitu unsur-unsur yang ada untuk membuat suatu kalimat yang biasanya dipakai dalam sebuah kalimat. Dalam Bahasa Indonesia biasanya digunakan aturan SPO atau SPOK (Subjek, Predikat, Objek  atau Subjek, Predikat, Objek, Keterangan)
Biasanya sebuah kalimat itu memiliki Subjek, Predikat, dan Objek juga bisa ditambah dengan unsur lain seperti Keterangan.
1.                  Subjek, dalam kalimat Bahasa Indonesia biasanya adalah seseorang yang melakukan suatu kegiatan tertentu. Dalam kalimat, subjek bisa berupa nama seseorang.
2.                  Predikat, suatu kegiatan yang dilakukan oleh subjek.
3.                  Objek, sesuatu yang digunakan oleh suatu subjek.
4.                  Keterangan, dapat berupa keterangan tempat, waktu, ataupun alat bantu.
Sebuah kalimat tunggal terdiri dari satu rangkaian unsur inti (S,P). Perluasan dari kalimat tunggal biasanya tidak melampaui batas (S,P) atau tidak membentuk pola kalimat baru.
Cara menentukan kalimat inti dari kalimat perluasan sebagai berikut.
Orang yang tinggi besar itu sama sekali bukan tetangga pamanku.
Kalimat intinya: Orang itu pamanku.
Ia berlari dengan cepat agar tidak terlambat.
Kalimat intinya: Ia berlari.
B.  Unsur-unsur Kalimat
Bagian inti yang harus ada pada kalimat, adalah Subjek (S) dan Predikat (P). Bagian inti kalimat adalah bagian yang tak dapat dihilangkan dalam struktur kalimat. Subjek kalimat berfungsi sebagai inti pembicaraan, sedangkan predikat berfungsi sebagai penjelasan terhadap subjek, yang dapat dilengkapi dengan objek (O) atau pelengkap (pel.) dan keterangan (Ket).
Subjek dan Predikat
Subjek sebagai inti pembicaraan barulah menyatakan pikiran jika dijelaskan oleh predikat. Hubungan antara subjek dan predikat dalam kalimat turut menentukan isi pikiran yang dimaksud.
Berikut contoh kata-kata yang berfungsi sebagai subjek dan predikat.
1.                  Saya/sebaiknya/beristirahat/sejenak.
  S                             P
2.                  Engkau/belajar/dengan tekun.
    S          P
3.                  Kami/telah bekerja keras/selama ini.
  S             P
Isi pikiran yang terdapat dalam kalimat tercermin pada hubungan antara subjek dan predikat. Tanpa adanya subjek, pokok pikiran dalam setiap kalimat menjadi tidak jelas. Sebaliknya, tanpa adanya perdikat, keadaan subjek atau situasi yang meliputi subjek tidak jelas.
Objek, Pelengkap, dan Keterangan
1.                  Objek dan keterangan, dua bagian kalimat untuk melengkapi predikat. Hubungan antara objek (O) dan predikat (P) ternyata lebih erat daripada hubungan antara keterangan (K) dan predikat.
Contoh:
a.                   Ia/membaca/buku itu/berkali-kali.
S        P            O               K
b.                   Kami/merayakan/hari ulang tahunnya/kemarin.
  S             P                      O                       K
c.                   Saya/mengunjungi/orang tuanya/di desa itu.
  S              P                O                     K
2.                  Pelengkap adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi, mengkhususkan objek, dan melengkapi struktur kalimat.
Ciri-ciri pelengkap:
a.                   Bukan unsur utama, tetapi tanda pelengkap kalimat itu tidak jelas dan tidak lengkap informasinya.
b.                   Terletak di belakang predikat yang bukan kata kerja transitif, misalnya:
ü    Melengkapi struktur.
Negara Republik Indonesia/berdasarkan/Pancasila.
S                            P              Pel.
ü    Mengkhususkan makna objek.
Ibu/membawakan/saya/oleh-oleh.
 S              P             O       Pel.
3.                  Keterangan menyertai predikat kalimat bervariasi sesuai dengan fungsinya untuk melengkapi predikat. Hubungan yang agak longgar antara keterangan dan predikat memungkinkan penempatan keterangan dalam struktur kalimat.
Jenis-jenis keterangan:
a.                   Ia berdiri/di tempat itu/sejak tadi.
     K(tempat)
b.                   Ujian berlangsung/selama dua jam.
K(waktu)
c.                   Anak itu lulus ujian/karena rajin belajar.
     K(sebab)
d.                   Orang itu terlalu sibuk bekerja/sehingga jatuh sakit.
K(akibat)
e.                   Saya melempar anjing itu/dengan batu.
          K(alat)
f.                    Pemerintah melaksanakan pembangunan/untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
K(tujuan)
g.                   Semua anggota keluarga hadir/kecuali dia.
          K(pembatasan)
h.                   Orang itu berjalan/cukup cepat.
      K(keadaan)
i.                     /Meskipun hari hujan/anak itu pergi juga ke sekolah.
      K(perlawanan)
j.                     Saya bersedia datang/asal diundang.
                           K(syarat)
k.                   Giginya putih/bagai mutiara.
         K(perbandingan)
l.                     Mereka/tentu/tidak dapat menemuimu.
K(modalitas)
m.                 Ibu/bersama tamunya/menyaksikan peristiwa itu.
K(sertaan)
C.  Jenis-jenis Perluasan Kalimat
1.      Perluasan kalimat melalui hubungan waktu dengan menggunakan kata sambung ketika, sewaktu, selama, dan sementara.
Contoh:
Ia berhasil mengembangkan pabriknya setelah setelah memperoleh pinjaman modal dari bank.
2.      Perluasan kalimat melalui hubungan syarat dengan menggunakan kata sambung jika, kalau, jikalau, asal (kan), bila, dan manakala.
Contoh:
Saya akan bekerja dengan tekun bila berhasil diterima sebagai pegawai di kantor itu.
3.      Perluasan kalimat melalui hubungan pengandaian dengan menggunakan kata sambung seandainya dan sekiranya.
Contoh:
Seandainya usul-usul yang diajukannya itu diterima oleh pengurus, tentu program kerja organisasi bisa terlaksana dengan baik.
4.      Perluasan kalimat melalui hubungan tujuan dengan menggunakan kata sambung agar dan supaya.
Contoh:
Engkau harus belajar dengan sungguh-sungguh agardapat mencapai indeks prestasi yang tinggi.
5.      Perluasan kalimat melalui hubungan perlawanan (konsesif) dengan menggunakan kata sambung meskipun, walaupun, sungguhpun, dan biarpun.
Contoh:
Meskipun hari hujan, anak itu pergi juga ke sekolah.
6.      Perluasan kalimat melalui hubungan kemiripan atau perbandingan dengan menggunakan kata sambung seperti, laksana, dan sebagaimana.
Contoh:
Wajah gadis itu cantik dan menawan laksanabulan purnama.
7.      Perluasan kalimat melalui hubungan sebab dengan menggunakan kata sambung sebab dan karena.
Contoh:
Pekerja itu tidak dapat merampungkan pekerjaannya sebab ia sakit.
8.      Perluasan kalimat melalui hubungan akibat dengan menggunakan kata sambung hingga, sehingga, dan sampai.
Contoh:
Ayah bekerja terlalu keras sehingga jatuh sakit.
9.      Perluasan kalimat melalui hubungan kejelasan atau penegasan dengan menggunakan kata sambung bahwa.
Contoh:
Ia baru sadar bahwa pendidikan itu sangat penting bagi masa depan anak-anaknnya.
10.  Perluasan kalimat melalui hubungan cara atau alat dengan menggunakan kata sambung dengan.
Contoh:
Polisi menyelidiki peristiwa kejahatan tersebut dengan menyamar sebagai buruh pabrik




BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dikemukakan oleh penulis, maka dapat kami simpulkan bahwa:
      1.            Perluasan kalimat diawali dari kalimat yang mengandung dua unsur pusat, kemudian ditambah satu unsur tambahan atau lebih.
      2.            Perluasan dari kalimat tunggal biasanya tidak melampaui batas (S,P) atau tidak membentuk pola kalimat baru.
    3.               Unsur-unsur kalimat di antaranya: Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), Pelengkap (Pel.), serta Keterangan (Ket).
    4.               Adapun perluasan kalimat digolongkan ke dalam beberapa jenis yang disesuaikan dengan pemakaian konjungsi (kata penghubung).



DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

Prawirasumantri, Abud. 2008. Sintaksis Transformasional Diktat Bahan Kuliah Sintaksis Bahasa Indonesia. Cianjur: Universitas Suryakancana.

Rasydinsjatry.blogspot.com/2013/04/pembentukan-dan-perluasan-kalimat.html?m=1. Diakses pada hari Rabu, 11 Maret 2015 pukul 20.00 WIB.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH ARTIKEL ILMIAH

Analisis Cerpen "Anak Kebanggaan"

Analisis Novel "Hapalan Shalat Delisa"