Makalah Tentang "Isi Buku Teks"
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Secara definitif buku teks
adalah sarana belajar yang digunakan di sekolah-sekolah dan di perguruan tinggi
untuk menunjang suatu program pengajaran. (Buckingham, 1958 :1523). Dalam
proses belajar mengajar di sekolah, buku teks dapat menjadi pegangan guru dan
siswa yaitu sebagai referensi utama atau menjadi buku suplemen/tambahan. Di
dalam kegiatan belajar, siswa tak sebatas mencermati apa-apa saja yang
diterangkan oleh guru. Siswa membutuhkan referensi atau acuan untuk menggali
ilmu agar pemahaman siswa lebih luas sehingga kemampuannya dapat lebih
dioptimalkan. Dengan adanya buku teks tersebut, siswa dituntun untuk berlatih,
berpraktik, atau mencobakan teori-teori yang sudah dipelajari dari buku
tersebut. Oleh karena itu, guru harus secara cerdas menentukan buku ajar karya
siapa yang akan digunakan di dalam pembelajaran. Karena, pada saat guru tepat
menentukan buku ajar terbaik, hal tersebut akan berpengaruh besar di dalam
proses pembelajaran nantinya. Saat ini, pemerintah telah memberikan suatu
kebijakan berupa disediakannya buku sekolah elektronik (BSE). Siswa ataupun
guru dapat mengunduh buku tersebut secara gratis. Pemerintah membeli buku-buku
dari penulis buku ajar yang
telah lolos seleksi
standardisasi buku teks yang telah ditetapkan. Buku ajar yang baik memiliki
kriteria tertentu atau standar tertentu seperti tentang relevansinya dengan
kurikulum yang sedang berlaku saat ini, kesesuaian metode dengan materi yang
disampaikan, isi buku atau sudut keilmuannya yaitu apakah teori-teori yang
digunakan di dalam penulisan buku ajar ini sudah sesuai atau belum, dsb. Oleh
karena itu, perlu diadakannya analisis terhadap buku teks tersebut, dalam hal
ini BSE apakah BSE tersebut telah benar- benar memenuhi kriteria buku teks yang
baik. Bab yang akan dianalisis dalam makalah ini ialah bab 9 dari buku “Bahasa
dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program Ilmu Alam dan Ilmu Sosial”
yang ditulis oleh Euis Sulastri, Michiel Karatim, Florentina Sri Waluyani, dan
Margaretha Suharti. Bab 9 tersebut mengangkat tema “diskusi”.
Bab tersebut
menarik untuk dikaji yaitu mengenai kesesuaiannya dengan buku teks yang ideal.
Apakah bab 9 tersebut sudah pantas menjadi bagian dari bab-bab yang ada di buku
ajar tersebut? Untuk mengetahui materi-materi yang disajikan di bab tersebut
memiliki kesesuaian keilmuan, kurikulum, dan memiliki kecocokan dengan
kompetensi siswa, maka di bab selanjutnya akan dikaji lebih mendalam. 1.2
Rumusan Masalah 1. Bagaimana gambaran umum isi bab yang dianalisis? 2. Bagaimana
relevansi buku yang dianalisis dengan kurikulum? 3. Bagaimana kesesuaian
ilustrasi yang digunakan dengan materi yang ditulis? 4. Bagaimana kesesuaiaan
bahasa yang ditulis dengan pembaca sasaran? 5.
Apa saja kompetensi dasar di dalam
bab tersebut dan bagaimana
komposisi
dalam mengembangkan
empat aspek keterampilan berbahasa? 6. Apa saja komponen lain sebagai penanda
bahwa buku teks tersebut dapat dikatakan baik? 1.3 Tujuan 1. Untuk
mengidentifikasi materi yang terdapat di dalam buku dan relevansinya dengan
kurikulum. 2. Untuk mengidentifikasi kesesuaian ilustrasi yang digunakan dengan
materi yang disampaikan. 3. Untuk mengetahui kesesuaian bahasa yang digunakan
penulis dengan pembaca sasaran yaitu kelas XI program Ilmu Alam dan Ilmu
Sosial. 4. Untuk mengetahui kompetensi dasar dan komposisi atau keberimbangan
dalam mengembangkan empat aspek keterampilan berbahasa. 5. Untuk mengetahui
komponen- komponen lain sebagai penanda bahwa suatu buku teks dikatakan baik
seperti kejelasan konsep, menarik minat, menumbuhkan motivasi, dsb. 1.4 Manfaat
1. Pembaca ataupun penyusun secara
khusus dapat mengetahui kriteria- kriteria atau standar buku teks yang baik. 2.
Guru dapat memberikan referensi buku ajar yang tepat bagi siswa- siswanya. 3.
Bisa menjadi bahan evaluasi dalam pembuatan buku teks yang berkualitas di
penerbitan berikutnya. 1.5 Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam
penulisan makalah ini ialah tinjauan pustaka. Buku acuan utama yang digunakan
ialah buku “Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia” karya Prof. Dr. H.G Tarigan dan
Drs. Djago Tarigan. Selain buku utama tersebut, penulis menggunakan bahan
tambahan lain seperti buku sekolah elektronik (BSE), kurikulum, dsb. 1.6
Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan 1.4 Manfaat Penulisan 1.5 Metode Penulisan 1.6 Sistematika
Penulisan BAB II GAMBARAN UMUM ISI BAB 2.1 Identitas Buku 2.2 Penulis Buku Teks
2.3 Sistematika Isi dan peta Konsep 2.4 Halaman 2.5 Aspek Keterampilan
Berbahasa BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Buku Teks 3.2 Telaah Buku Teks
Bahasa Indonesia 3.3 Aspek Isi 3.3.1. Relevansi dengan kurikulum 3.3.2.
Kejelasan Konsep 3.3.3. Aspek kebahasaan 3.3.4
Ilustrasi BAB IVPENUTUP 4.1 Simpulan 4.2 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II
GAMBARAN UMUM ISI
BAB “DISKUSI”
2.1 Identitas Buku
Berikut ini ialah gambaran singkat mengenai identitas buku yang salah satu
babnya akan penulis analisis. 1. Judul Buku : Bahasa dan Sastra Indonesia untuk
SMA/MA kelas XI Program Ilmu Alam dan Ilmu
Sosial 2. Pengarang : Euis Sulastri Michiel Karatim
Florentina Sri Waluyani Margaretha Suharti 3.
Cetakan : - 4. Tahun Terbit : 2008 5. Penerbit : Pusat Perbukuan
Departemen Penddidikan Nasional 6.
Tempat Terbit : Jakarta 7.
Ditujukan Kepada : Siswa SMA/MA Kelas XI program Ilmu Alam dan Ilmu Sosial 2.2
Penulis Buku Teks Bab dengan topik “Diskusi” ini merupakan bab ke sembilan dari
buku Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA kelas XI Program Ilmu Alam dan
Ilmu Sosial yang ditulis oleh Euis Sulastri, Michiel Karatim, Florentina Sri
Waluyani, dan Margaretha Suharti. Buku ini merupakan buku sekolah elektronik
(BSE) yang diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
tahun 2008. Di dalam buku sekolah elektronik yang penulis analisis ini, profile
lengkap penulis tidak tersaji. Padahal data semacam daftar riwayat hidup atau
riwayat pendidikan perlu untuk menunjang dalam penganalisisan buku teks ini.
Yaitu utnuk mengetahui apakah penulis ialah orang yang memiliki kapabilitas dan
pemahaman yang baik tentang dunia pendidikan, perbukuaan, dan penulisan
buku-buku ajar. 2.3 Sistematika Isi dan Peta Konsep Pada awal bab, pembaca akan
disuguhi dengan ilustrasi mengenai topik bab tersebut yaitu “Diskusi”.
Berkaitan dengan sistematika isi dan peta konsep, bab 9 ini terdiri atas judul
bab, ilustrasi, peta konsep, penjelasan materi, kolom-kolom tugas, rangkuman
dan evaluasi. Peta konsep yang tersaji dalam BSE ini ditulis secara naratif
yaitu mengenai topik bab secara keseluruhan. Di dalam penulisan makalah ini
pembaca khususnya peserta didik juga dibantu dengan adanya penjelasan materi
yang diformat seperti tabel sehingga siswa dapat lebih mudah memahami. Tersedia
pula lajur khusus di sebelah iri atau kanan berupa kolom khusus intruksi tugas
individu atau kelompok. Sehingga, intruksi tugas lebih terkesan rapih dan tidak
tercecer. 2.4 Halaman Bab dengan topik “Diskusi” ini terdiri dari sepuluh
halaman. Halaman pertama terdiri atas topik bab, ilustrasi mengenai topik, dan
peta konsep mengenai keseluruhan isi yang terdapat di dalam bab ini. Halaman-
halaman berikutnya mengenai penjelasan materi. Selain penjelasan materi yang
diformat secara naratif, ada juga penjelasan yang diformat berbentuk tabel
sehingga lebih memudahkan siswa dalam memahami materi langkah kerja yang harus
dilakukan. Selain itu, di lajur sebelah kiri atau kanan tersedia kolom-kolom
yang berisi intruksi tugas individu atau
kelompok. Dengan
adanya kolom- kolom tersebut, tugas yang akan diintruksikan kepada siswa menjadi
lebih rapi. Di dua halaman terakhir bab terdapat rangkuman dan evaluasi. 2.5
Aspek Keterampilan Berbahasa Di dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, ada rempat
aspek atau komponen yang tidak pernah hilang karena merupakan komponen pokok di
dalam pembelajaran
bahasa Indonesia yaitu mendengarkan/menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Pembelajaran bahasa Indonesia yang sesuai dengan kurikulum sekarang dirancang
untuk memaksimalkan keempat aspek tersebut agar dapat berkembang di setiap
individu siswa. Keempat aspek keterampilan berbahasa itu pun terdapat pada bab
yang penulis analisis. Hal tersebut dapat dilihat di sub-sub materi yaitu
menulis karangan ilmiah berupa laporan penelitian, memberi komentar dalam
diskusi dan merangkum hasil diskusi, juga sub tentang Frasa yang merupakan
aspek kebahasaan.. Pada sub materi "Menulis Karangan Ilmiah Berupa Laporan
Penelitian" Aspek yang muncul ialah keterampilan menulis. Dalam subbab
tersebut, siswa diarahkan agar mampu menulis, khususnya menulis karya ilmiah
atau laporan penelitian. Di subbab ke dua yaitu "Memberi Komentar dalam
Diskusi dan Merangkum Hasil Diskusi" ada beberapa aspek keterampilan
berbahasa yang dominan muncul yaitu berbicara dan menulis. Berbicara yaitu pada
saat berkomentar dalam diskusi, dan menulis pada saat merangkum hasil diskusi.
Selain itu, ada aspek lainnya yang muncul yaitu menyimak. Merangkum hasil
diskusi membutuhkan penyimakan yang baik terhadap apa- apa yang dibicarakan di
dalam diskusi. Selanjutnya di subbab terakhir yaitu tentang Frasa, aspek yang
muncul yaitu aspek kebahasaan. Namun, sayangnya, di bab ini aspek keterampilain
membaca seperti yang tertulis dalam kurikulum dengan standar kompetensi
“memahami ragam wacana tulis dengan cepat, membaca intensif dan membaca
ekstensif” tidak
ada. BAB III
PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Buku Teks Ada beberapa pengertian buku teks yang
diungkapkan para ahli. Berikut ini
beberapa pengertian
yang terdapat dalam buku Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Buku teks adalah
rekaman pikiran rasional yang disusun untuk maksud- maksud dan tujuan-tujuan
intruksional (Hall_Quest, 1915). Buku teks adalah buku standar/buku setiap
cabang khusus studi” dan dapat terdiri dari dua tipe yaitu buku pokok/ utama
dan suplemen/tambahan. (Lange, 1940). “Buku teks adalah buku yang dirancang
buat penggunaan di kelas, dengan cermat disusun dan disiapkan oleh para pakar
atau para ahli dalam bidang itu dan diperlengkapi dengan sarana-sarana
pengajaran yang sesuai dan serasi”. (Bacon, 1935). “Buku teks adalah sarana
belajar yang biasa digunakan di sekolah- sekolah dan di perguruan tinggi untuk
menunjang suatu program pengajaran” dalam pengertian modern dan yang umum
dipahami. (Buckingham, 1958 : 1523). Dari beberapa definisi tersebut, di dalam
buku Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia (Tarigan, 1986: 13) disimpulkan bahwa
buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan
buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu buat maksud dan
tujuan-tujuan intruksional, yang diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran
yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan
perguruan tinggi sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran. 3.2 Telaah
Buku Teks Bahasa Indonesia Membaca definisi-definisi yang diungkapkan para
ahli, terlihat sekali pentingnya buku teks dalamembaca ngkapkan para ahlia
Indonesiamacam analisis sebagai bahan evaluasi buku teks di edisi
mendatang.elalu dievaluasi atau dk menunjang suatu pembelajaran. Sehingga,
pembuatan buku teks harus dilakukan secara cermat. Buku teks yang baik harus
memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditetapkan seperti yang diungkapkan oleh
Greene dan Petty dalam Tarigan (1986: 86) yaitu sudut pandang (point of view),
kejelasan konsep, relevan dengan kurikulum, menarik minat, menumbuhkan
motivasi, menstimuli aktivitas siswa, ilustratif, komunikatif, menunjang mata
pelajaran lain, menghargai perbedaan individu. Berdasarkan kriteria-kriteria
buku teks yang baik tersebut, penulis melakukan penelaahan atau penganalisisan
terhadap salah satu bab dari buku sekolah Elektronik yang ditulis oleh Euis
Sulastri, dkk. Bab yang penulis analisis bertema "Diskusi". Di dalam
bab tersebut terdiri atas beberapa kompetensi dasar yaitu menulis karya ilmiah
berupa laporan penelitian, Memberikan komentar dalam diskusi, merangkum hasil
diskusi, dan tentang frasa. 3.3 Aspek Isi 3.3.1. Relevansi dengan kurikulum
Penulisan buku teks tidak lepas dari kurikulum karena penulisan buku teks
memang mengacu pada kurikulum. menurut Tarigan dalam Telaah Buku Teks Bahasa
Indonesia (1986: 66), "Keeratan hubungan buku teks dan kurikulum dapat
diumpamakan, digambarkan atau dibandingkan dengan hubungan antara ikan dengan
air, ikan dengan tebing, atau juga dapat disamakan dengan dua sisi mata uang,
dua tetapi satu, satu tetapi dua". Berdasarkan relevansinya dengan
kurikulum, bab yang penulis analisis nampak point-point standar kompetensi yang
sesuai dengan kurikulum. Namun, ada pula yang tidak sesuai. Berikut ini ialah
poin-poin standar kompetensi yang di jadikan sub-sub materi di dalam bab yaitu:
1. menulis karya ilmiah berupa laporan penelitian (Keterampilan menulis) 2.
memberi komentar dalam diskusi (berbicara) 3. merangkum hasil diskusi
(keterampilan mendengarkan) 4. frasa
(aspek kebahasaan) Berikut ini akan coba dibandingkan tentang kesesuaian
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat di dalam buku dan
kurikulum. Namun, di dalam buku teks tidak ada rincian pasti mengenai apa yang
menjadi standar kompetensi atau apa yang menjadi kompetensi dasar. Semuanya
sudah dituliskan menjadi sub-sub materi. Sehingga, pada penjelasan selanjutnya
yaitu membandingkan buku teks dan kurikulum, buku teks tidak memiliki rincian
secara mendetail. 1. Aspek keterampilan mendengarkan
Mendengarkan
Standar Kompetensi Kompetensi DasarMemahami informasi dari diskusi dan
dialogMerangkum informasi dari berbagai sumber dalam suatu diskusi Membedakan
informasi dan pendapat dari dialog Di dalam buku teks standar kompetensi aspek
keterampilan mendengarkan yang memiliki kesesuaian dengan buku teks yaitu
“merangkum hasil diskusi”. Namun, sebenarnya kompetensi dasar yang tertulis di
kurikulum yaitu merangkum informasi dari berbagai sumber dalam suatu diskusi.
Ada sedikit perbedaan. Buku teks (di halaman 112) mengarahkan rangkuman diskusi
lebih khusus yaitu berupa “notulen rapat”, sedangkan dalam kurikulum lebih
umum, yaitu merangkum informasi dari berbagai sumber selama diskusi. Selain
itu, di aspek keterampilan ini, ada kompetensi yang tertulis di kurikulum,
namun di buku teks tidak, kompetensi dasar “membedakan informasi dan pendapat
dari dialog”. Padahal, kompetensi dasar tersebut sangat penting sekali yaitu
mengenai apakah suatu teori yang digunakan itu merupakan data yang valid berupa
data atau informasi ataukah hanya berupa pendapat saja yang belum teruji kebenarannya.
2. Aspek Keterampilan Berbicara
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Berbicara
Mengungkapkan pikiran, dan informasi
melalui kegiatan
presentasi hasil penelitian, berdiskusi/seminar, dan atau berdebatMelaporkan
hasil penelitian secara lisan Mengajukan pertanyaan atau tanggapan dalam
diskusi/seminar Mengidentifikasi argumen dalam berdebat Poin pertama kompetensi
dasar yang tertulis di kurikulum tentang aspek kemampuan berbicara yaitu
melaporkan hasil penelitian secara lisan, di bab yang penulis analisis tidak
ada pemaparan secara langsung. Namun di halaman 111 di sana ada kolom tugas
berupa tugas kelompok yaitu intruksi untuk mempresentasikan laporan penelitian.
Poin ke dua kompetensi dasar “mengajukan pertanyaan atau tanggapan dalam
diskusi atau seminar”, di dalam bab yang penulis analisis hanya berupa “memberi
komentar dalam diskusi” tidak ada “mengajukan pertanyaan di dalam diskusi”.
Poin ke tiga kompetensi dasar yaitu “mengidentifikasi argument dalam berdebat”,
penulis tidak menemukan kompetensi tersebut di bab yang penulis analisis. 3.
Aspek Keterampilan Membaca
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Membaca Memahami
ragam wacana tulis dengan membaca cepat, membaca intensif dan
ekstensifMenentukan isi atau intisari berbagai ragam teks bacaan dengan membaca
cepat Merangkum isi berbagai ragam teks bacaan dengan membaca intensif
Menceritakan kembali isi berbagai ragam teks bacaan dengan membaca ekstensif.
Aspek keterampilan membaca di dalam kurikulum memiliki beberapa poin seperti
terlihat di atas. Namun, di bab BSE yang penulis analisis, nampaknya aspek
keterampilan tersebut sama sekali tidak ada. Bab sembilan memang hanya sepuluh
lembar. Pantas saja mengapa jumlah halaman di bab ini sedikit, ternyata memang
karena ada kompetensi-kompetensi yang tidak dimasukkan oleh penulis buku.
4. Aspek Keterampilan Menulis
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Menulis
Mengungkapkan informasi dalam bentuk ringkasan/rangkuman, notulen rapat, dan
karya ilmiahMenyusun ringkasan isi artikel yang dimuat dalam media massa Menyusun
rangkuman diskusi panel atau seminar yang disaksikan melalui televisi atau
secara langsung Menulis notulen rapat sesuai dengan kriteria Menyusun karya
ilmiah berdasarkan kajian buku atau hasil penelitian sederhana Di aspek ke tiga
keterampilan berbahasa ini yaitu menulis, di dalam kurikulum nampak sekali
beberapa kompetensi dasar yang harus dicapai siswa. Namun, saat melihat pada
bab yang dianalisis hanya terdapat dua kompetensi dasar saja yaitu menulis
notulen rapat sesuai dengan kriteria dan menyusun karya ilmiah berdasarkan
kajian buku atau hasil penelitian sederhana. Nampak, ada dua
kompetensi dasar
yang tidak dimasukkan oleh penulis yaitu menyusun ringkasan isi artikel yang
dimuat dalam media massa dan menyusun rangkuman diskusi panel atau seminar yang
disaksikan melalui televisi. Sebetulnya di salah satu judul tertulis rangkuman
diskusi. Namun, pada saat dibaca ternyata itu tentang notulen diskusi dan
pemaparannya pun sangat singkat. 5. Aspek Kebahasaan
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Kebahasaan Memahami
morfologi kata dalam kalimat Mengidentifikasi kata berawalan dan kata
berakhiran yang terdapat dalam teks Menganalisis kata berkonfiks yang terdapat
dalam teks Mengelompokkan kata majemuk yang terdapat dalam teks Mengenai aspek
kebahasaan ini, terdapat tiga kompetensi dasar seperti yang terlihat di tabel.
Namun, di dalam bab yang dianalisis, aspek kebahasaan yang dimunculkan oleh
penulis BSE ialah tentang frasa (halaman 112). Terlihat sekali ada
ketidaksesuaian antara kurikulum dengan apa yang ditulis oleh penulis buku BSE.
3.3.2. Kejelasan Konsep Menurut Tarigan dalam Telaah Buku Bahasa Indonesia
(1986: 86) konsep- konsep yang digunakan dalam suatu buku teks harus jelas,
tandas. Keremang-remangan dan kesamaran perlu dihindari agar siswa atau pembaca
juga jelas pengerian, pemahaman, dan penangkapannya. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) konsep adalah rancangan, ide atau pengertian yang diabstrakkan
dari peristiwa konkret. Melihat dua penjelasan tersebut, maka konsep-konsep
yang terdapat di dalam buku teks memang harus jelas. Di awal bab, penulis
menuliskan tentang peta konsep. Namun, apa yang dituliskan hanya secara umum
dan materi-materi yang disampaikan pun tidak secara mendalam. Di dalam peta
konsep yang dituliskan penulis di awal bab BSE, penulis hanya memaparkan
beberapa intruksi. Namun, ada poin yang di dalam peta konsep tidak ada tapi di
dalam pemaparan materi itu ada yaitu pemaparan tentang frasa. Selain itu,
konsep-konsep di bab ini semakin tidak jelas karena tidak adanya standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator apa saja yang harus dicapai siswa. Mengenai isi
materi dan teori-teori yang digunakan, penulis pun nampak kurang begitu
mendalam. Hal ini dapat dilihat pada saat penulis mendefinisikan “penelitian”.
Menurut penulis, “penelitian adalah kegiatan mempelajari sesuatu dengan
seksama, terutama untuk menemukan fakta- fakta baru atau informasi tentang
sesuatu itu untuk menemukan teori- teori baru, premis-premis, dalil-dalil, atau
kaidah-kaidah.”. Penjelasan tersebut nampak rumit sekali. Mungkin siswa akan
merasa kebingungan pada saat membacanya. Dan, yang menjadi pertanyaan ialah
landasan penelitian itu. Apakah penelitian semudah itu? Maka, seharusnya,
penulis BSE perlu merujuk pada KBBI, menurut KBBI penelitian itu adalah kegiatan
pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara
sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu
hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum. Nampak sekali bedanya
pengertian yang diungkapkan penulis BSE dan pengertian yang terdapat di dalam
kamus. Penulis buku seharusnya lebih cermat bahwasannya penelitian bukan hanya
mempelajari sesuatu dengan seksama melainkan juga berupa kegiatan pengumpulan,
pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis.
Selain itu, di bagian-bagian materi tertentu, penulis kurang secara gamblang
memaparkan materi misalnya tentang materi “rangkuman diskusi” di halaman 112.
Penulis hanya memaparkan secara singkat tentang pengertian rangkuman. Isi-isi
yang terdapat di dalam rangkuman diskusi. Penulis tidak membeberkan definisi
lebih dalam apa itu notulen diskusi atau apa itu notulis. Selain itu, penulis
pun tak menjelaskan poin-poin yang berada di dalam format notulen. Hal ini bisa
mengakibatkan siswa bingung bagaimana cara mengisinya. Penulis hanya
menyediakan sebuah format isian notulen diskusi. Selain itu yang perlu kita
kaji ialah tentang tema bab ini yaitu “Diskusi”. Nampaknya judul ini terlalu
khusus sekali. Padahal salah satu kriteria buku yang baik lainnya ialah
menunjang mata pelajaran lain. Tentang hal lain, dapat kita bandingkan dengan
buku teks terdahulu yang pernah ada yang mempunyai materi yang sama. Dapat kita
lihat di buku Tika Hatikah (2003:1) ada judul yang lebih umum yaitu “Transportasi”
sehingga pada saat pemaparan materi wawasan siswa menjadi lebih luas. Atau
dapat kita juga melihat buku teks yang ditulis oleh Dawud (2004:57) yang
mengambil topik “Nilai-nilai dalam Kehidupan Bermasyarakat”. Kalaupun penulis
BSE tersebut dengan sengaja mengkhususkan bab sembilan tersebut dengan tema
“Diskusi”, maka seharusnya tema tersebut pun di buat lebih mendalam seperti
mengenai teknik-teknik menyampaikan pendapat atau bertanya dalam diskusi,
kata-kata apa saja yang hasrus diucapkan, bagaimana apabila kita tidak
menyutujui suatu argumen apa yang harus dikatakan, dsb. Begitupun pada saat ada
materi tentang penulisan karya ilmiah atau laporan penelitian, seharusnya
penulis BSE ini tidak hanya berkutat tentang teori-teori pendefinisian, tapi juga
harus secara rinci menunjukkan baagaimana langkah penyusunan karya ilmia.
Apalagi aspek keterampilan yang dibidik ialah menulis maka seharusnya penulis
menunjukkan bagaimana contoh riil karya ilmiah itu seperti apa, format
penulisannya bagaimana, dsb. Sebetulnya buku-buku terdahulu lebih baik dalam
hal ini. Bisa dilihat contohnya di buku Berbahasa dan Sastra Indonesia yang
ditulis oleh Tika
Hatikah dan
Mulyanis walaupun dulu kurikulum yang dipakai masih Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). 3.3.3. Aspek kebahasaan Bahasa yang digunakan oleh penulis
BSE di bab sembilan ini sudah cukup baik dengan adanya kalimat-kalimat yang
mudah dibaca siswa. Kalimatnya singkat-singkat. Dan penulis pun lebih
"cair" dalam memperlakukan siswa. Hal ini dapat dilihat di peta konsep
yang menggunakan kata sapaan “Kalian” dan bukan “Anda”. Dengan diksi seperti
itu, sebetulnya sangat berpengaruh bagi siswa, misalnya siswa merasa menjadi
lebih dilibatkan dalam buku tersebut. Dan, seolah tidak ada batas antara
penulis buku dengan siswa. Yang menjadi persoalan ialah penulis nampak kurang
matang dalam mengolah data atau bahan. Salah satunya ialah pada saat penulis
mendefinisikan tentang “Penelitian” atau dalam memaparkan materi lainnya
seperti “Rangkuman Diskusi”. Padahal penulis sudah memiliki gaya menulis yang
bisa dicerna oleh siswa. 3.3.4 Ilustrasi Menurut KBBI ilustrasi adalah gambar
(foto, lukisan) untuk membantu memperjelas isi buku, karangan, dsb; gambar,
desain, atau diagram untuk penghias (halaman sampul dsb); (penjelasan) tambahan
berupa contoh, bandingan, dsb untuk lebih memperjelas paparan (tulisan, dsb).
Walaupun sifatnya hanya berupa tambahan, llustrasi mempunyai peranan cukup
penting di dalam buku teks. Seseorang tertarik membaca bisa saja dikarenakan
gambar-gambar
atau ilustrasi yang
ada di dalam buku tersebut. Siswa menjadi lebih tertarik membaca dan
termotivasi untu mengikuti intruksi-intruksi di dalam buku. Hal ini bisa
dikaitkan dengan karakter buku teks yang baik lainnya yaitu menarik minat dan
menumbuhkan
motivasi. Di dalam
bab yang penuulis analisis yaitu bab sembilan tentang diskusi, ilustrasi tidak
cukup banyak. Ilustrasi muncul di awal bab sebagai pengenalan
pembuka topik,
selanjutnya di halaman 111 yaitu gambar tentang peserta diskusi yang harus
aktif mengemukakan pendapat. Sebetulnya ilustrasi di halaman tersebut sama
dengan salah satu ilustrasi di awal bab. Padahal, sebaiknya tim BSE mencari
ilustrasi lainnya yang lebih variatif. Selain itu, ilustrasi juga ditemukan di
halaman 112 yaitu tentang ilustrasi format notulen diskusi. Ada juga
gambar-gambar penghias kolom-kolom
tugas. Namun tak
begitu banyak. Untuk ilustrasi sebenarnya dapat dikatakan cukup karena dibantu
juga dengan tata letak tulisan yang rapih sehingga membaca BSE ini tidak
menjenuhkan mata yang membaca. lanjutnya di halaman 11 yaitu gambar tentang
peserta diskusi harus aktif mengemukakan pendapat. Sebetulnya ilusttrasi BAB IV
PENUTUP 4.1 Simpulan Buku teks adalah sarana belajar yang biasa digunakan di
sekolah-sekolah dan diperguruan tinggi untuk menunjang suatu program
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran inilah buku teks memiliki peran yang
sangat penting sebagai referensi yang digunakan siswa untuk mengoptimalkan
potensi-potensinya. Oleh karena itu, perlu adanya pemilihan buku teks yang baik
mana yang akan digunakan di dalam pembelajaran. Ada sebelas kriteria buku teks
yang baik seperti yang diungkapkan oleh Greene dan Petty yaitu sudut pandangan
(point of view), kejelasan konsep, relevan dengan kurikulum, menarik minat,
menumbuhkan motivasi, menstimulasi aktivitas siswa, ilustratif, komunikatif,
menunjang mata pelajaran lain, menghargai perbedaan individu, dan memantapkan
nilai-nilai. Dalam penulisan buku teks bahasa Indonesia, ada empat aspek
keterampilan yang tidak mungkin dilepas yaitu aspek keterampilan
mendengarkan/menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Di dalam penganalisisan
bab, banyak sekali dtemukan kekurangan di antaranya ialah tidak adanya standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator apa saja yang harus dicapai oleh
siswa, ketidaksesuaian topik yang ditulis di buku teks dengan kurikulum. Ada
beberapa kompetensi dasar yang sebenarnya ada di kurikulum namun di buku teks
tidak ada. Selain itu ada juga kompetensi yang diminta di kurikulum tentang
kata berimbuhan sedangkan yang tersaji di buku ialah tentang frasa. Padahal,
penulisan buku teks seharusnya memang relevan dengan kurikulum. Selain itu
penulis buku BSE nampak kurang cermat dalam mencari definisi dan kurang matang
dalam menyajikan bahan ajar atau teori. Sehingga teori- teori yang tersaji di
buku nampak sangat kurang mendalam. 4.2 Saran Berdasarkan pada kekurangan buku
teks (khususnya BSE) yang ditemukan selama melakukan analisis, ada beberapa
saran yang dapat diajukan. 1. Pelajari kriteria-kriteria buku teks yang baik.
2. Pada saat menulis buku teks, jadikan
kurikulum terbaru
sebagai pola, materi
apa saja yang akan
dimuat di dalam buku. 3. Pelajari dan pahami dengan baik standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang ada di dalam kurikulum. 4. Tuliskan standar kompetensi,
kompetensi dasar, juga indikator kedalam buku teks. 5. Persiapkan dengan matang
bahan- bahan atau data yang akan dijadikan materi di dalam buku teks. 6. Dalam
mendefinisikan sesuatu carilah referensi yang dapat dipercaya. 7. Gunakan gaya
bahasa yang sesuai dengan sasaran pembaca. 8. Gunakan ilustrasi yang mampu
menarik minat siswa dan bisa memotivasi siswa. 9. Guru harus cerdas memilih
buku teks yang baik manakah yang layak digunakan oleh siswa. DAFTAR PUSTAKA
Dawud, dkk. 2004. Bahasa dan Sastra Indonesia Jilid 3 untuk SMA Kelas XII.
Jakarta: Penerbit Erlangga. Hatikah, Tika dan Mulyanis. 2003. Berbahasa dan
Sastra Indonesia Untuk SMU Kelas II Semester 2. Jakarta: Grafindo Media
Pratama. Kosasih, E. 2008. Ketatabahasaan dan Kesusatraan. Bandung: CV. Yrama
Widya Sulastri, Euis, dkk. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas
XI Program ilmu Alam dan Ilmu Sosial. Tarigan, H.G. dan Djago Tarigan. 1986.
Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung: Penerbit Angkasa. Tim Penyusun
KBBI.2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
http://www.bse.depdiknas.go.id.
Komentar
Posting Komentar