Makalah Sintaksis "Penggolongan Klausa"
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Bahasa adalah fenomena yang menghubungkan
dunia makna dan dunia bunyi. Lalu sebagai penghubung diantara kedua dunia itu,
bahasa dibangun oleh tiga buah komponen, yaitu komponen leksikon, komponen
gramatikal, dan komponen fonologi (Chaer, 2009:1). System gramatika dibagi atas
subsistem morfologi dan subsistem sintaksis. Subsistem sintaksis membicarakan
penataan dan pengaturan kata-kata kedalam satuan yang lebih besar, yang disebut
satuan-satuan sintaksis, yakni frasa, klausa, kalimat dan wacana (Chaer,
2009:3).
Dilihat dari segi bentuknya, kalimat dapat
dirumuskan sebagaisalah satu konstruksi sintaksis yang terdiri dari dua kata
atau lebih. Hubungan structural antara kata dan kata, atau kelompok kata dan
kelompok kata yang lain berbeda-beda. Antara kalimat dan kata terdapat satuan
ssintaksis antara, yaitu klausa dan frasa. Klausa adalag satuan sistaksis yang
terdiri atas dua kata atau lebih, yang mengandung unsure predikasi. Sedangkan
frase merupakan satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata atau lebihyang
tidak mengandung unsure predikasi (Hasan Alwi, 2013:312)
Untuk keperluan bahasa sehari-hari yang
baik dan bena, baik dalam bahasa lisan ataupun bahasa tulis, dituntut untuk
membuat konstruksi kalimat yang baik dan benar pula.
Maka pengetahuan jenis-jenis klausa dan
strukturnya menjadi sangat penting, karena sebuah klaimat merupakan satuan
sintaksis yang terdiri dari satu atau lebih klausa.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa yang menjadi dasar penggolongan
klausa?
2.
Apa sajakah jenis penggolongan klausa?
3.
Bagaimana perbandingan penggolongan
klausa?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk mengetahui dasar penggolongan
klausa;
2.
Untuk mengetahui jenis-jenis penggolongan
klausa;
3.
Untuk mengetahui perbandingan penggolongan
klausa;
BAB II
PEMBAHASAN
Klasifikasi
klausa dipandang dari berbagai segi, klausa-klausa yang terdapat dalam suatu
bahasa dapat dikelompokan ke dalam berbagai kelas golongan. Klausa dalam bahasa
Indonesia dapat diklasifikasikan menurut dasar penggolongan berikut :
A.
Dasar
Penggolongan Klausa
Dalam mengklasifikasikan klausa, para ahli bahasa
menunjukan perbedaan pendapat. Namun demikian, pada umumnya klausa-klausa dalam
satu bahasa diklasifikasikan berdasarkan patokan (criteria) berikut :
1.
Distribusi unitnya atau penggunaannya
dalam ujaran,
2.
Kategori atau jenis kata atau frasa yang
menjadi predikatnya,
3.
Struktur internalnya atau kelengkapan
unsur dasarnya,
4.
Hubungan aktor-aksinya atau hubungan
antara pelaku dan perbuatannya,
5.
Ada-tidaknya unsur negative yang
menegatifkan predikatnya, dan
6.
Kedudukan atau fungsinya di dalam kalimat
majemuk.
B.
Golongan
Klausa
Berdasrkan criteria di atas, klausa-klausa dalam
bahasa Indonesia dapat dibedakan atau digolongkan sebagai berikut :
1. Klausa Bebas dan Klausa Terikat
Berdasarkan
distribusi unitnya atau penggunaannya di dalam suatu ujaran, klausa dapat
dibedakan atas klausa bebas dan klausa terikat. Klausa bebas adalah klausa yang
dapat berdiri sendiri sebagai kalimat sempurna. Klausa terikat adalah klausa
yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat sempurna, pernggunaannya harus
disertai klausa lain, misalnya :
(1)
Puspita sedang menulis surat.
(2)
Aminah pergi ke Surabaya.
(3)
Ketika
saya bangun, lampu sudah menyala.
(4)
Saya tinggal di sini sejak menjadi mahasiswa PTPG.
2. Klausa Verbal, Klausa Statif, dan
Klausa Ekuasional
Berdasrkan
jenis kata atau frasa yang menjadi predikatnya, klausa bebas dapat dibedakan
atas klausa verbal, klausa statif, dan klausa ekuasional. Klausa verbal adalah
klaussa bebas yang predikatnya terdiri atas kata atau frasa verbal, klausa
statif adalah klausa bebas yang predikatnya terdiri atas kata atau frasa
adjektiva, sedangkan klausa ekuasional adalah klausa bebas yag predikatnya
terdiri atas kata atau frasa nominal atau yang disamakan dengan nomina.
Misalnya :
(1)
Aku mengirimkan
lamaran kerja ke kantor itu.
(2)
Temannya sakit keras.
(3)
Ibuku guru
sekolah dasar.
(4)
Kami berjualan
juga disana.
(5)
Pemandangan di sana sangat indah.
(6)
Kamar itu kamar duduk keluarga.
3. Klausa Lengkap dan Klausa Taklengkap
Berdasarkan
struktur internalnya, klausa dapat dibedakan atas klausa lengkap dan klausa
taklengkap. Klausa lengkap adalah klausa yang terdiri atas S dan P disertai
atau tidak dengan O, PEL, dan KET, yang dapat dibedakan atas klausa susunan
biasa dan klausa susunan balik (invensi). Klausa taklengkap adalah klausa yang
tidak mengandung S, hanya terdiri atas P disertai atau tidak dengan O, P, dan
KET. Misalnya :
(1)
Anak itu berdiri.
(2)
Duduklah aku di bangku itu.
(3)
Sedang membaca.
(4)
Belajar lagi di sana.
4.
Klausa
Aktif, Klausa Pasif,Klausa Medial atau Refleksif, dan Klausa Resiprokal
Berdasarkan
hubungan actor-aksinya atau hubungan antara pelaku dan perbuatannya,klausa
dapat dibedakan atas klausa aktif, klausapasif,klausa medial atau refleksif,
dan Klaus resiprokal. Klausa aktif adalah klausa yang S-nya berperan sebagai
pelaku perbuatan yang dinyatakan oleh verba P-nya;klausa pasif adalah klausa
yang S-nya berperan sebagai penderita
perbuatan yang dinyatakan oleh verba P-nya; klausa medial atau klausa refleksip
adalah klausa yang S-nya berperan baik sebagai pelaku maupun sebagai
penderita;sedangkan klausa resiprokal adalah klausa yang S-nya melakukan
perbuatan yang berbalsan. Misalnya :
(1) Kami
sedang belajar.
(2) Mereka
menangkap ikan disungai.
(3) Bola
itu dilemparkan ke tengah lapangan.
(4) Laki-laki
itu tertembak polisi.
(5) Pencuri
itu menyembunyikan diri di semak-semak.
(6) Tahanan
di rutan itu melarikan diri.
(7) Kami
berpeluk-pelukan.
(8) Tentara
saling menembak dengan pemberontakan itu.
5.
Klausa Fositip dan Klausa Negative
Berdasarkan
adk-tidaknya kata negative yang secara gramatik menegatifkan P-nya, klausa
dapat dibedakan atas klausa fositip dan klausa negative. Klausa fositip adalah
klausa yang tidak mengandung kata negative (ingkar) yang secara gramatik
menegatifkan P; sedangkan klausa negative adalah klausa yang mengandung kata
negative )ingkar) yang secara gramatik
mengaktifkan P. misalnya :
(1) Dia
teman akrab saya.
(2) Kami
membeli buku baru.
(3) Dia
bukan teman akrab saya.
(4) Kami
tidak membeli buku baru.
6.
Klausa
Nominal, Klausa Adjectival, dan Klausa Adverbial
Berdasarkan fungsinya
dalam kalimat mejemuk, klausa terikat dapat dibedakan atas klausa
nominal,klausa adjectival, dan klausa adverbial. Klausa nominal adalah klausa
terikat yang bertindak seperti nomina,
yakni berfungsi sebagai S,O, atau PEL; klausa adjectival adalah klausa terikat
yang bertindak seperti adjectiva , yakni berfungsi sebagai ATR (atribut);
sedangkan klausa adverbial adalah klausa terikat yang bertindak seperti
adverbial, yakni berfungsi sebagai KET. Misalnya :
(1) Diakuinya
bahwa ia jatuh cinta kepdaku.
(2) Ia
mengakui bahwa ia jatuh cinta kepadaku.
(3) Aku
mulai mengerti bahwa Saputra benar-benar
menaruh perhatian kepadaku.
(4) Bangunan
itu berhadapan dengan masjid yang
menaranya menjulang tinggi.
(5) Ketika Pahlawan Diponegoro tiba di
Selangor, beliau sangat terharu.
C.
Perbandingan Pengelolaan Klausa
Seperti
dikemukakan di atas, dalam mengklasifikasikan klausa, para ahli bahsa
menunjukan perbedaan pendapat. Berikut ini disajikan dua buah penggolongan
klausa yang menunjukan perbedaan yang mendasar, yaitu (1) pengolongan klausa
menurut Henry Guntur Tarigan, dan (2) pengolongan klausa menurut M.Ramlan.
1. Pengolongan
klausa menurut Henry Guntur Tarigan
Dasar Pengolongan
|
Distribusi
Unit
|
Jenis
kata predikat
|
Stuktur Internal
|
Hubungan
Actor-aksi
|
Fungsinya dalam kalimat
|
|
Golongan Klausa
|
Klausa Bebas
|
Klausa Verbal
|
KI
transsitif
|
Akitf
Pasif
Medial
Resiprokal
|
|
|
KI Intransitif
|
|
|
||||
KI Nonverbal
|
KI Statif
KI Ekuasional
|
|
|
|
||
Klausa
Terikat
|
|
KI Nominal
KI Adjektival
KI Adverbial
|
||||
2. Pengolongan
klausa menurut M. Ramlan
Dasar Penggolongan
|
Struktur Intern
|
Ada Tidaknya Kata Negatif pada P
|
Kategori Kata yang Menduduki P
|
Kategori Verba
|
|
|
|
Klausa Nominal
|
|
Golongan
Klausa
|
Klausa
lengkap
|
|
Klausa Verbal
|
KI Verbal Adjektif
KI Verbal Intransitif
KI Verbal Aktif/Transitif
KI Verbal Pasif
KI Verbal Repleksi
KI Verbal Resiprokal
|
|
Klausa
Taklengkap
|
|
Klausa Bilangan
Klausa Depan
|
|
Pada
dua bagan diatas tampak jelas perbedaan klasifikasi klausa menurut kedua ahli
bahasa itu, tarigan membedakan cara penggolongan klausa dan klausa terikat;
sedangkan tidak membedakannya, baik klausa bebas maupun klausa terikat,
diklasifikasikannya dengan cara sama. Artinya ada terjadi akibat perbedaan
golongan anatara klasifikasi tarigan dan ramlan menegenai klausa yang
berstukutr sama. Misalnya, klausa bahwa saya mendapat dukungan yang kuat dalam
kalimat (1) oleh tarigan disebut klausa nominak, sedangakan ramlan disebut
klausa verbal, sedangkan klausa nominak nenurtu ramlan , misalnya bapak sya
guru SD dalam kaliamt (2); oleh Tarigan disebut klausa ekusional.
(1) Mereka
mengetahui bahwa saya mendapat dukungan yang kuat.
(2) Bapak
saya itu guru SD waktu saya kuliah di universitas itu.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Klasifikasi klausa dipandang dari berbagai
segi, klausa-klausa yang terdapat dalam suatu bahasa dapat dikelompokan ke
dalam berbagai kelas golongan. Klausa dalam bahasa Indonesia dapat
diklasifikasikan menurut dasar penggolongan berikut :
1.
Dasar
Penggolongan Klausa
diklasifikasikan berdasarkan patokan (criteria)
berikut :
a.
Distribusi unitnya atau penggunaannya
dalam ujaran,
b.
Kategori atau jenis kata atau frasa yang
menjadi predikatnya,
c.
Struktur internalnya atau kelengkapan
unsur dasarnya,
d.
Hubungan aktor-aksinya atau hubungan
antara pelaku dan perbuatannya,
e.
Ada-tidaknya unsur negative yang
menegatifkan predikatnya, dan
f.
Kedudukan atau fungsinya di dalam kalimat
majemuk.
2.
Golongan
Klausa
a.
Klausa Bebas dan Klausa Terikat
b.
Klausa Verbal, Klausa Statif, dan Klausa
Ekuasional
c.
Klausa Lengkap dan Klausa Taklengkap
d.
Klausa Aktif, Klausa Pasif,Klausa Medial
atau Refleksif, dan Klausa Resiprokal
e.
Klausa Fositip dan Klausa Negative
f.
Klausa Nominal, Klausa Adjectival, dan
Klausa Adverbial
3.
Perbandingan
Pengelolaan Klausa
a. Pengolongan
klausa menurut Henry Guntur Tarigan
b. Pengolongan
klausa menurut M. Ramlan
B.
Saran
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang baik
bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Serta dapat
memberikan ilmu menganai materi yang dibahas dalam makalah ini.
Komentar
Posting Komentar