STRUKTUR FRASA, HUBUNGAN SEMANTIS (MAKNA) ANTAR UNSUR FRASA
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga makalah yang berjudul “
Struktur Frasa, Hubungan Semantis
(makna) Antarunsur Frasa
” dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini berisi tentang bagaimana struktur frasa juga hubungan
semantic antarunsur frasa .
Mempelajari
struktur frasa juga mengetahui bagaimana hubungan-hubungan antarunsur frasa
dengan yang lainnya sudah menjadi keharusan sebagai seorang mahasiswa yang
memang kelak akan menjadi seorang yang mampu mengajarkannya kepada anak
didiknya. Oleh sebab itu, penulis berusaha menyempurnakan makalah ini sebaik
mungkin. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat sebagai sumber belajar
juga mampu menjadi ilmu yang sangat berguna .
Cianjur,
Maret 2014
Penulis,
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2 Rumusan
Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Struktur
Frasa
2.1.1
Struktur Frasa Menurut Katagori Unsurnya
2.1.2
Struktur Frasa Menurut Satuan Sintaksis
(Bentuk) Unsurnya
2.2
Hubungan Semantis (Makna) Antarunsur Frasa
2.2.1
Hubungan Semantis Antarunsur VN
2.2.2
Hubungan Semantis Antarunsur FV
2.2.3
Hubungan Semantis Antarunsur FA
2.2.4
Hubungan Semantis Antarunsur FNu
2.2.5
Hubungan Semantis Antarunsur FAdv
2.2.6
Hubungan Semantis Antarunsur FPre
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Frase dalam bahasa Indonesia dibedakan
menjadi dua, yaitu frase endosentris dan frase eksosentris. Frasa endosentris merupakan
frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya, baik semua
unsur-unsurnya maupun salah satu unsurnya (Ramlan, 1986:146), sedangkan frasa
eksosentris ialah frasa yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan semua
unsurnya (Ramlan, 1986:146). Makalah ini akan membahas frase endosentris dan
jenis-jenisnya, pengertian dari jenis-jenis frasa tersebut, dan perluasan
aposisi selain subjek akan dibahas secara jelas.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian frasa?
2. Bagaimana
struktur frasa menurut kategorinya?
3. Bagaimana
hubungan semantic frasa dengan antar unsure frasa lainnya?
1.3
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian frasa.
2. Untuk
mengetahui struktur frasa menurut kategorinya.
3. Untuk
mengetahui hubungan semantic frasa dengan anatar unsure frasa lainnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Struktur Frasa
Sebuah
frasa dibentuk oleh dua atau lebih satuan sintaksis yang merupakan
unsurnya dalam bentuk dan katagori serta
susunan atau urutan tertentu. Kesatuan antara bentuk, katagori, serta susunan
atau urutan unsur itu membangun suatu struktur frasa dalam bahasa yang
bersangkutan.
2.1.1
Struktur Frasa Menurut Kategori
Unsurnya
Setiap
kategori frasa yang terdapat dalam suatu bahasa memiliki kecenderungan dibangun
oleh kategori-kategori tertentu .
2.1.1.1
Struktur Frasa Nomina (FN)
Menurut
susunan dan kategori unsurnya, FN mungkin berstruktur sebagai berikut.
1) N + N; misalnya : halaman rumah, kaka saya, ayah ibu;
2) N + V; misalnya : orang bertopi, tahun berjalan, anjing lari;
3) N + A; misalnya : mahasiswa lam, rumah baru, musik klasih;
4) N + Nu; misalnya : petani dua orang, sawah lima petak, sarung
sepuluh lembar;
5) N + Adv; misalnya : koran kemarin, orang tadi, hujan sore hari;
6) N + FPre; misalnya : beras dari Cianjur, kiriman untuk ibu,
pengabdian kepada masyarakat;
7) Nu + N; misalnnya : dua kertas kerja, enam penjahat, sepuluh ekor
ayam;
8) Art + N; misalnya : si Ahmad, sang kancil;
9) Yang + Dem; misalnya : yang ini, yang itu:
10) Yang + V; misalnya : yang mengajar, yang bekerja;
11) Yang + A; misalnya : yang terpandai, yang cantik sekali;
12) Yang + Nu; misalnya : yang tiga buah, yang sepuluh biji;
13) Yang + Adv; misalnya : yang kemarin, yang sekarang;
14) Yang + FPre; misalnya : yang dari Jepang, yang dari Surabaya.
2.1.1.2
Struktur Frasa Verbal (FV)
Berdasarkan
susunan dan kategori unsur-unsurnyaa, FV mungkin berstruktur sebagai berikut.
1) Par + v; misalnya : akan pergi, sudah datang;
2) V + Konj + V; misalnya : membaca dan menulis, meroko dan minum kopi;
3) V + Par; misalnya : belajar lagi, naik juga;
4) Par + V + Par; misalnya : akan datang juga, sudah berangkat lagi.
2.1.1.3
Struktur Frasa Adjektival (FA)
Berdasarkan susunan dan kategori
unsur-unsurnya, FA dapat berstruktur sebagai berikut.
1)
A
+ A; misalnya : cantik molek, putih
bersih;
2)
A
+ Konj + A; misalnya : bersih dan
teratur, hijau dan sejuk;
3)
A
+ Par; misalnya : cantik sekali, panjang
benar;
4)
Par
+ A; misalnya : sangat luas, terlalu
tinggi, lebih panjang;
5)
Par
+ A + Par; misalnya : amat tinggi sekali,
terlalu luas benar.
2.1.1.4
Struktur Frasa Numeral (FNu)
Berdasarkan
susunan dan kategori unsur-unsurnya,FNu mungkin berstruktur sebagai berikut.
1)
Nu
+ N; misalnya : dua ekor,lima botol,
sepuluh meter;
2)
Nu
+ Par; misalnya : satu saja, delapan
lagi;
3)
Par
+ Nu; misalnya : hanya satu, cuma empat;
4)
Par
+ Nu +
Par; misalnya : hanya satu lagi,
hanya seorang saja;
5)
Nu
+ Nu; misalnya : seratus lima puluh, tiga
puluh lima.
2.1.1.5
Struktur Frasa Adverbial (FAdv)
Berdasarkan
susunan dan kategori unsur-unsurnya, Fadv mungkin berstruktur sebagai berikut.
1)
Adv
+ Adv; misalnya : tadi pagi, nanti malam,
besok sore;
2)
Adv
+ Dem; misalnya : sekarang ini, kemarin
itu;
3)
Adv
+ Par; misalnya : sekarang saja, besok
pagi, nanti juga.
2.1.1.6
Struktur Frasa Preposisional (FPre)
Berdasarkan
susunan dan kategori unsur-unsurnya, FPre mungkin berstruktur sebagai berikut.
1)
Pre
+ N; misalnya : di rumah, ke Jaakarta,
dari desa;
2)
Pre
+ A; misalnya : dengan tenang, dengan
sabar;
3)
Konj
+ Adv; misalnya : sejak tadi, sejak
malam;
4)
Konj
+ N; misalnya : karena kamu, karena
letusan gunung.
2.1.2
Struktur Frasa Menurut Satuan
Sintaksis (Bentuk) Unsurnya
Berdasarkan
satuan sintaksis perkembanganya, frasa bahasa Indonesia mungkin berstruktur
sebagai berikut.
1)
Kata
+ Kata; misalnya : rumah baru, gedumg
sekolah, buku ini;
2)
Kata
+ Frasa; misalnya : yang sedang membaca,
di rumah saya, rumah paman saya;
3)
Frasa
+ Kata; misalnya : paman saya itu, sedang
membaca lagi, hendak mengajar pula;
4)
Frasa
+ Frasa; misalnya : pekarangan luas rumah
itu, gedung sekolah anak saya, buku baru siswa sekolah dasar.
2.2
Hubungan Semantis (Makna) Antarunsur
Frasa
Di
samping mengandung hubungan gramatikal atau fungsional, antarunsur frasa setiap
kategori memilii hubungan semantic, yaitu makna yang hadir sebagai akibat
penggabungan kata-kata menjadi frasa-frasa.
2.2.1
Hubungan Sematis Antarunsur FN
Hubungan
semantic antarunsur FN, antara lain, menyatakan makna berikut:
1)
Penjumlahan
: suami istri, nusa bangsa, anak cucu;
2)
Pemilihan
: senin atau selasa, ayah atau ibu, laki-
laki atau perempuan;
3)
Kesamaan
:Bapak Suharto, Presiden RI; Ahmad,
mahasiswa pandai;
4)
Penerang
: pohon rindang, rumah bagus, istri
cantik;
5)
Pembatas
: jendela rumah, anggota DPR, pekerja
pabrik;
6)
Penentu/penunjuk
: bangunan ini, pekarangan itu;
7)
Jumlah
: dua orang petani, lima kilogram beras;
8)
Sebutan
: Letkol Suaji, Bapak Menteri, Si Unyil;
9)
Pemilikan
: rumah saya, buku kamu, orang tua
mereka.
2.2.2
Hubungan Semantis Antarunsur FV
Hubungan
semantic antarunsur FV, antara lain, menyatakan makna berikut:
1)
Penjumlahan
: membaca dan menulis, berjalan dan
berlari, makan minum;
2)
Pemilihan
: duduk atau berdiri, makan atau minum;
3)
Ragam
: dapat dihukum, harus datang, boleh
pulang;
4)
Negative
: tidak tidur, belum makan;
5)
Aspek
: akan pergi, sudah pulang, sedang
belajar.
2.2.3
Hubungan Semantis Antarunsur FA
Hubungan
semantic antarunsur FA, antara lain, menyatakan makna sebagai berikut:
1)
Penjumlahan
: cantik molek, putih bersih;
2)
Pemilihan
: besar atau kecil, kaya atau miskin;
3)
Ragam
: pasti mahal, harus bagus;
4)
Negative
: tidak baik, tidak pandai;
5)
Aspek
: akan indah, sudah cantik;
6)
Tingkat
: kurang cakap, terlalu kurus, agak gemuk.
2.2.4
Hubungan Semantis Antarunsur FNu
Hubungan
semantic antarunsur FNu, antara lain, menyatakan makna sebagai berikut:
1)
Jumlah
: dua puluh lima, seratus lima puluh;
2)
Kelipatan
: dua ratus, sembilan puluh;
2.2.5
Hubungan Semantis Antarunsur FAdv
Hubungan
semantic antarunsur FAdv, antara lain, menyatakan makna sebagai berikut:
1)
Penerang
: tadi pagi, besok sore;
2)
Penentu
: sekarang ini, sore itu.
2.2.6
Hubungan Semantis Antarunsur FPre
Hubungan
semantic antarunsur FPre, antara lain, menyatakan makna sebagai berikut:
1)
Keberadaan
(tempat berada) : di kota, dalam rumah, pada meja;
2)
Arah
(tempat tujuan) : ke sawah, kepada saya, terhadap pendirian itu;
3)
Asal
(bahan/tempat awal) : dari sutra, dari kain kafan, dari Bandung;
4)
Alat
: dengan palu, dengan gergaji, dengan pesawat terbang;
5)
Pelaku
: oleh mereka, oleh orang itu, oleh Kono Jabar.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Sebuah frasa dibentuk oleh dua atau
lebih satuan sintaksis yang merupakan unsurnya
dalam bentuk dan katagori serta susunan atau urutan tertentu. Kesatuan
antara bentuk, katagori, serta susunan atau urutan unsur itu membangun suatu
struktur frasa dalam bahasa yang bersangkutan.
\
Frasa
menurut kategori unsurnya :
1. Struktur
frasa nomina (FN)
2.
Struktur frasa verba (FV)
3.
Struktur frasa adjektiva (FA)
4.
Struktur frasa numeral (FNu)
5.
Struktur frasa adverbial (FAdv)
6. Struktur
frasa preposisional (FPre)
Hubungan
semantic antar unsure frasa lainnya
1. Hubungan
semantic antar unsure FN
2.
Hubungan semantic antara unsure FV
3.
Hubungan semantic antar unsure FA
4.
\hubungan semantic anatar unsure FNu
5.
Hubungan sermantis anatar unsure Fadv
6. \hubungan
semantic antar unsure Fpre
DAFTAR
PUSTAKA
Prawirasumantri, Abud. 2010. Sintaksis. Unsur
Komentar
Posting Komentar