MAKALAH MENULIS ESSAI
KATA
PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji syukur
kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya ke segenap isi alam. Dengan rahmat tersebut, penulis
dapat menyelesaikan makalah Menulis II yang
berjudul “Menulis Esai” ini.
Meskipun masih terdapat kekurangan, hal ini terjadi karena kekhilafan penulis
sebagai manusia dengan banyak keterbatasan.
Dalam
penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan baik secara moril
maupun materil dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin menyampaikan terima
kasih terhadap pihak yang telah membantu tersebut semoga bantuan tersebut
dibalas oleh Allah SWT.
Dalam penulisan makalah ini, penulis
menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi penulis.
Akhirnya, penulis berharap agar
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua agar kita semua dapat memahami mengenai Menulis II dan dapat mengidentifikasi
Menulis II.
Cianjur, Oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah.................................................................
B.
Rumusan Masalah...........................................................................
C.
Tujuan Penulisan............................................................................
D.
Sistematika Penulisan.....................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Sejarah Esai...........................................................
B.
Tipe-Tipe Esai................................................................................
C.
Bahasa Esai.....................................................................................
D.
Bagian dan
Ciri-ciri Esai................................................................
E.
Contoh Esai.....................................................................................
F.
Tujuan Penulisan
Esai....................................................................
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.....................................................................................
B.
Kritik dan Saran..............................................................................
Daftar Pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Esai adalah upaya-upaya atau percobaan-percobaan
juga merupakan karangan yang sedang,
panjangnya biasanya berbentuk prosa dengan memasalahkan dengan cara mudah dan
sepintas. Esai merupakan karangan yang didasarkan pengalaman dan pengetahuan
yang dijiwai oleh penulisnya dengan gaya ringan dan bermain-main yang
bersisikan soal manusia dan kehidupan manusia secara subjektif.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
penulis mencoba mengidentifikasikan rumusan masalah Menulis Esai, rumusan
masalahnya sebagai berikut:
a. Apa
yang dimaksud dengan Esai?
b. Bagaimana
sejarah Esai?
c. Bagaimana
cara penulisan Esai?
1.3
Tujuan
Penulisan
Dari rumusan masalah yang dikemukakan di
atas, maka penulis memiliki tujuan penulisan sebagai berikut:
a. Untuk
mengetahi definisi Esai.
b. Untuk
mengetahui sejarah Esai Sastra.
c. Untuk
mengetahui cara penulisan Esai.
1.4
Sistematika
penulisan
Sistematika dari penulisan makalah Menulis
II, penulis paparkan sebagai berikut:
a. Bab
I : Pendahuluan
b. Bab
II : Isi
c. Bab
III : Penutup
BAB
I
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Sejarah Esai
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1988: 236), esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah
secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulis. Esais adalah penulis
esai. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, Badudu-Zain 91996: 399), esai merupakan
karangan yang berbentuk prosa yang membahas masalah selayang pandang dari sudut
pandang penulis harus dibedakan dengan kritik. Dalam Kamus Dewan (1996: 344),
esai adalah karangan prosa yang biasanya lebih pendek dari esai atau disertai
tentang suatu tajuk.
Hasil pengamatan atau
penyelidikan terhadap sesuatu yang ditulis secara sistematis. Dalam esai dapat
kita temukan gagasan, sikap sudut pandang, dan gaya pengarang sendiri.
Dalam Kamus Istilah
Sastra, A.R dkk (1994: 71), esai adalah karangan pendek bersifat subjektif
tentang tea atau topok tertentu biasanya dalam bentuk prosa yang bersifat
interpretatif.
Dalam kamus sastra untuk
pelajar, Eneste (1994: 39), mendefinisikan esai adalah karangan nonfiksi
mengenai suatu hal tertentu. Didalamnya kelihatan pandangan atau sikap
penulisnya secara pribadi. Istilah ini juga
dipakai di luar bidang sastra yang menunjuk pada karangan (mengenai apa
saja) yang dimuat dalam sebuah surat kabar
atau majalah.
Esai adalah salah satu cara
penulisan dalam genre Non Fiksi yang patut di pelajari karena gayanya yang
santai namun menonjol. Bagi
penulis lepas, esai merupakan cara mengekspresikan kritik sosal yang
menyenangkan namun masih tetap di anggap nyata (non fiksi). Esai adalah
karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut
pandang pribadi penulisnya. Pengarang esai disebut esais. Esai sebagai satu
bentuk karangan dapat bersifat informal dan formal. Esai informal mempergunakan
bahasa percakapan, dengan bentuk sapaan “saya” dan seolah-olah ia berbicara
langsung dengan pembacanya. Adapun esai yang formal pendekatannya serius.
Pengarang mempergunakan semua persyaratan penulisan.
Esai sering
juga disebut artikel, tulisan, atau komposisi. Dalam arti yang lebih luas, esai
juga dipahami sebagai sebuah karangan. Secara umum, esai didefinisikan sebagai
sebuah karangan singkat yang berisi pendapat atau argumen penulis tentang suatu
topik. Biasanya, seseorang menulis esai karena ia ingin memberikan pendapat
terhadap suatu persoalan atau fenomena yang terjadi dalam masyarakat. Penulis
esai, atau sering disebut esais, dapat juga mengupas suatu topik atau persoalan
dan memberikan tanggapan dan pendapatnya atas topik atau persoalan yang
dibahasnya
B.
Tipe-tipe Esai
1. Esai
Deskriptif
Esai
deskriptif biasanya bertujuan menciptakan kesan tentang seseorang, tempat, atau
benda. Bentuk esai ini mencakup rincian nyata untuk membawa pembaca pada
visualisasi dari sebuah subyek. Rincian pendukung disajikan dalam urutan
tertentu (kiri ke kanan, atas ke bawah, dekat ke jauh, arah jarum jam, dll).
Pola pergerakan ini mencerminkan urutan rincian yang dirasakan melalui
penginderaan.
2. Esai ekspositori
Esai ini
menjelaskan subyek ke pembaca. Biasanya dilengkapi dengan penjelasan tentang
proses, membandingkan dua hal, identifikasi hubungan sebab-akibat, menjelaskan
dengan contoh, membagi dan mengklasifikasikan, atau mendefinisikan. Urutan
penjelasannya sangat bervariasi, tergantung dari tipe esai ekspositori yang
dibuat. Esai proses akan menyajikan urutan yang bersifat kronologis
(berdasarkan waktu); esai yang membandingkan akan menjelaskan dengan
contoh-contoh; esai perbandingan atau klasifikasi akan menggunakan urutan
kepentingan (terpenting sampai yang tak penting, atau sebaliknya); esai
sebab-akibat mungkin mengidentifikasi suatu sebab dan meramalkan akibat, atau
sebaliknya, mulai dengan akibat dan mencari sebabnya.
3. Esai naratif
Menggambarkan
suatu ide dengan cara bertutur. Kejadian yang diceritakan biasanya disajikan
sesuai urutan waktu. Esai persuasif bersuaha mengubah perilaku pembaca atau
memotivasi pembaca untuk ikut serta dalam suatu aksi/tindakan. Esai ini dapat
menyatakan suatu emosi atau tampak emosional. Rincian pendukung biasanya
disajikan berdasarkan urutan kepentingannya.
4. Esai dokumentatif
Memberikan
informasi berdasarkan suatu penelitian di bawah suatu institusi atau otoritas
tertentu. Esai ini mengikuti panduan dari MLA, APA, atau panduan Turabian.
5. Esai
Pribadi
Hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi
esai pribadi ditulis sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya sendiri.
Penulis akan menyatakan “Saya adalah saya. Saya akan menceritakan kepada
saudara hidup saya dan pandangan saya tentang hidup”. Ia membuka tabir tentang
dirinya sendiri. Esai Reflektif. Esai reflektif ditulis secara formal dengan
nada serius. Penulis mengungkapkan dengan dalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati
beberapa topik yang penting berhubungan dengan hidup, misalnya kematian,
politik, pendidikan, dan hakikat manusiawi. Esai ini ditujukan kepada para
cendekiawan. Esai Kritik. Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian
tentang seni, misalnya, lukisan, tarian, pahat, patung, teater, kesusasteraan.
Esai kritik bisa ditulis tentang seni tradisional, pekerjaan seorang seniman
pada masa lampau, tentang seni kontemporer. Esai ini membangkitkan kesadaran
pembaca tentang pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni. Kritik yang
menyangkut karya sastra disebut kritik sastra.
C.
Bahasa Esai
Bahasa yang
digunakan dalam esai pada umumnya sama dengan karya ilmiah, yaitu :
- Baku merupakan struktur yang
digunakan sesuai dengan kaidah bahasa indonesia baku, baik mengenai
struktur kalimat maupun kata. Demikian juga, pemilihan kata/istilah, dan
penulisan sesuai dengan kaidah ejaan yang disempurnakan (EYD).
- Logis merupakan ide atau pesan
yang disampaikan melalui bahasa indonesia ragam ilmiah dapat diterima
akal.
- Ringkas merupakan ide dan
gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai dengan kebutuhan,
pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan, tetapi isinya benar.
- Runtun merupakan ide
diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya baik
dalam kalimat maupun dalam paragraf.
- Denotatif merupakan kata yang
diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai dengan kebutuhan, pemakaian kata
seperlunya, tidak berlebihan.
D.
Bagian dan Ciri-ciri Esai
Sebuah esai
dasar bisa dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang
mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek yang akan dinilai
oleh si penulis tersebut.
2. Tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang
subyek.
3. Adalah bagian akhir yang memberikan kesimpulan dengan
menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan
beberapa observasi tentang subyek yang dinilai oleh si penulis.
Ciri-ciri
esai, yaitu :
- Berbentuk prosa, artinya dalam
bentuk komunikasi biasa, menghindarkan penggunaan bahasa dan ungkapan
figuratif.
- Singkat, maksudnya dapat dibaca
dengan santai dalam waktu dua jam.
- Memiliki gaya pembeda. Seorang
penulis esai yang baik akan membawa ciri dan gaya yang khas, yang
membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain.
- Selalu tidak utuh, artinya
penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik dari objek dan subjek
yang hendak ditulis. Penulis memilih aspek tertentu saja untuk disampaikan
kepada para pembaca.
- Memenuhi keutuhan penulisan.
Walaupun esai adalah tulisan yang tidak utuh, namun harus memiliki
kesatuan, dan memenuhi syarat-syarat penulisan, mulai dari pendahuluan,
pengembangan sampai ke pengakhiran. Di dalamnya terdapat koherensi dan
kesimpulan yang logis. Penulis harus mengemukakan argumennya dan tidak
membiarkan pembaca tergantung di awang-awang.
- Mempunyai nada pribadi atau
bersifat personal, yang membedakan esai dengan jenis karya sastra yang
lain adalah ciri personal. Ciri personal dalam penulisan esai adalah
pengungkapan penulis sendiri tentang kediriannya, pandangannya, sikapnya,
pikirannya, dan dugaannya kepada pembaca.
Jika
dipetakan mengenai langkah-langkah membuat esai, bisa dirunut sebagai berikut:
- Menentukan tema atau topik
- Membuat outline atau
garis besar ide-ide yang akan kita bahas
- Menuliskan pendapat kita
sebagai penulisnya dengan kalimat yang singkat dan jelas
- Menulis tubuh esai memulai
dengan memilah poin penting yang akan dibahas, kemudian buatlah beberapa
subtema pembahasan agar lebih memudahkan pembaca untuk memahami
maksud dari gagasan kita sebagai penulisnya, selanjutnya kita harus
mengembangkan subtema yang telah kita buat sebelumnya.
- Membuat paragraf pertama yang
sifatnya sebagai pendahuluan. Itu sebabnya, yang akan kita tulis itu harus
merupakan alasan atau latar belakang alasan kita menulis esai tersebut.
- Menuliskan kesimpulan. Ini
penting karena untuk membentuk opini pembaca kita harus memberikan
kesimpulan pendapat dari gagasan kita sebagai penulisnya. Karena memang
tugas penulis esai adalah seperti itu. Berbeda dengan penulis berita di
media massa yang seharusnya (memang) bersikap netral.
- Jangan lupa untuk memberikan
sentuhan akhir pada tulisan kita agar pembaca merasa bisa mengambil
manfaat dari apa yang kita tulis tersebut dengan mudah dan sistematis
sehingga membentuk kerangka berpikir mereka secara utuh.
E.
Contoh Esai
Maraknya
Kecelakaan Angkutan Umum (1)
Beberapa
minggu terakhir ini kita “dibiasakan” dengan berita kecelakaan angkutan umum. Mengapa
saya katakan “dibiasakan”? Karena memang dalam beberapa pekan terakhir ini di
media cetak maupun elektronik sering sekali kita jumpai berita tentang
kecelakaan angkutan umum yang celakanya kecelakaan tersebut hampir selalu
memakan korban jiwa. Sangat ironis memang, angkutan umum yang seharusnya
menjanjikan pelayanan jasa transportasi yang nyaman dan lebih aman malah
belakangan menjadi penyumbang terbesar dalam kasus kecelakaan.(2)
Sebuah
akibat tentu saja ada sebabnya. Jika kita amati sedikit saja bagaimana dunia
pertransportasian kita, terkhusus transportasi umum darat, tentu kita dapat
melihat sebuah kenyataan yang sangat mengkhawatirkan. Bagaimana tidak
mengkhawatirkan, jika melihat kondisi alat angkut yang membawa beratus bahkan
beribu nyawa setiap harinya kondisinya tidak layak? Celakanya, kondisi yang
tidak layak tersebut masih dibarengi dengan perilaku sopir yang “ugal-ugalan”
dan kondisi jalan yang buruk juga, sehingga peluang kecelakaan pun semakin
tinggi (3)
Berbicara
tentang kelayakan angkutan umum, tentu perhatian kita akan mengarah pada
pengujian kelayakan kendaraan umum yang di dalam pengujian tersebut akan
dinyatakan apakah kedaraan tersebut layak jalan atau tidak. Pengujian ini
seharusnya menjadi wahana bagi para sopir dan atau pemilik untuk memperbaiki
kekurangan yang ada pada angkutan demi memberi kenyamanan dan keselamatan pada
penumpang. Namun, bagai menutup bangkai, kekurangan yang jelas-jelas telah
diketahui malah diusahakan dengan berbagai cara agar jangan sampai diketahui
petugas penguji. Sungguh sangat miris ketika beberapa hari yang lalu saya
melihat sebuah acara yang menayangkan bagaimana beberapa sopir menyiasati tes
pengujian kelayakan kendaraan dengan menyewa ban dan mengganti onderdil yang
sudah tidak layak hanya pada tes uji kelayakan saja. Dan setelah itu mereka
memasang kembali ban dan onderdil yang sudah tidak layak tersebut. Harapan
saya, semoga penggalakkan dan ketegasan pengujian kelayakkan kendaraan yang
saat ini sedang ramai terjadi bukan hanya sekadar “obat penenang sementara”
bagi masyarakat yang mulai “marah” pada angkutan umum dan integritas penanggung
jawab keberadaan angkutan.(4)
Banyak
kecelakaan terjadi tidak hanya disebabkan oleh kurang layaknya kendaraan.
Faktor manusia (human error) banyak berbicara di sini. Sopir adalah aktor utama
yang paling bertanggung jawab atas keselamatan kendaraan. Kondisi kesehatan
yang buruk, kelelahan, dan ugal-ugalan dalam berkendara telah banyak
menyebabkan petaka. Lebih kompleks lagi sekarang ini alkohol dan narkoba sudah
“merakyat” sehingga tidak menutup kemungkinan dan sudah banyak sopir yang ikut
mengkonsumsi. Hal ini harus menjadi perhatian lebih bagi pemerintah dan pemilik
angkutan umum untuk menindak tegas sopir-sopir yang “nakal” seperti itu.
Tindakan preventif pun sepertinya harus dilakukan pemerintah dengan memberikan
penyuluhan kepada para sopir agar lebih bertanggung jawab atas keselamatan
penumpang dan bersih dari miras dan narkoba.(5)
Terlepas
dari kedua masalah di atas, tentu kita tidak dapat menafikan jika kondisi jalan
yang buruk pun memberi andil yang cukup signifikan dalam maraknya kecelakaan
yang belakangan ini sering terjadi. Memang tidak bisa kita pungkiri jika cuaca
seperti sekarang ini telah banyak membuat kondisi aspal jalan menjadi rusak.
Namun, hal tersebut jangan dijadikan sebagai sebuah pembenaran dan pemakluman
akan banyaknya kondisi jalan yang buruk yang berakibat pada terjadinya
kecelakaan. Pemerintah yang bertanggung jawab dalam hal ini Dinas PU seharusnya
siap dan cekatan dalam menghadapi kondisi seperti ini. Jangan malah kondisi
jalan yang buruk dibiarkan berlarut-larut sampai menimbulkan korban seperti
yang sekarang ini terjadi.(6)
Akhirnya
dapat kita simpulkan bahwa kondisi kendaraan umum yang tidak layak jalan, human
error dari sopir, dan kondisi jalan yang buruk adalah sebuah kombinasi sempurna
untuk menjelaskan berbagai kecelakaan yang akhir-akhir ini terjadi. Dan sudah
selayaknya semua pihak yang bertanggung jawab akan hal tersebut bahu-membahu
bekerja sama dengan penuh kesadaran agar keselamatan dan kenyamanan di jalan
raya baik bagi penumpang maupun pengguna jalan lainnya dapat tercapai.
Tindakkan preventif baik berupa tes uji kelayakkan angkutan umum yang jujur
maupun penyuluhan kepada sopir untuk tidak mengkonsumsi miras dan narkoba demi
keselamatan harus segera dilakukan dengan serius. Sanksi tegas terhadap pihak
terkait yang membelot pun sudah selayaknya segera dilakukan demi keselamatan
bersama. (7)
Dari contoh
esai diatas dapat kita ketahui bagian-bagian dari sebuah esai, yaitu:
1.
Judul Esai, judul merupakan nama. Jadi usahakan memberi judul sebuah
tulisan dengan kata-kata yang menggambarkan keseluruhan isi tulisan.
2.
No. 2 menunjukkan paragraf pendahuluan yang berisi latar belakang
masalah dari penulisan esai.
3.
No. 3 berisi pandangan atau pendapat penulis terhadap permasalahan yang
terjadi.
4.
No. 4, 5, 6 merupakan paragraf yang menjabarkan pendapat atau pandangan
penulis terhadap kejadian yang diangkat menjadi esai. Dibagian ini bisa
disertai dengan bukti atau data pendukung untuk memperkuat pandangan atau
pendapat kita agar pembaca percaya dengan pandangan kita tersebut.
5.
No. 7, merupakan bagian kesimpulan. Pada bagian ini penulis menyimpulkan
apa yang telah ditulis. Penyimpulan harus sesuai dengan apa yang telah ditulis.
Jagan membuat simpulan yang belum terulas pada paragraf sebelumnya (isi).
F. Tujuan Penulisan Esai
Tujuan penulisan esai Tujuan menulis esai adalah
meyakinkan pembaca untuk percaya terhadap pendapat kita tentang sebuah
kejadian. Menulis esai tidak perlu terlalu mendalam sampai pada teori-teori,
cukup ringan saja, dan tidak membatasi penggunaan bahasa yang sangat baku.
Bahasa dalam esai boleh saja bahasa santai, yang penting Segar Menarik
Meyakinkan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Esai adalah salah satu cara penulisan dalam genre Non
Fiksi yang patut di pelajari karena gayanya yang santai namun menonjol. Bagi
penulis lepas, esai merupakan cara mengekspresikan kritik sosal yang
menyenangkan namun masih tetap di anggap nyata (non fiksi). Tipe-tipe esai adalah Esai Deskriptif, Esai Ekspositori, Esai
Naratif, Esai Dokumentatif dan Esai Pribadi. Bahasa esai baku, logis, ringkas,
runtun dan denotatif. Ciri-ciri esai berbentuk prosa, singkat, memiliki gaya
pembeda, selalu tidak utuh, memenuhi keutuhan penulisan, mempunyai nada pribadi
atau bersifat personal.
B. Kritik dan Saran
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
berbagai pihakyang telah mempelajari makalah ini, agar kelak dikemudian hari penulis
dapat lebih baik lagi dan kesalahan-kesalahan dalam penulisan makalah Insya
Allah akan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Purba, Antilan, 2008, Esai Sastra Indonesia Teori dan Penulisan, Graha Ilmu, Yogyakarta
http://www.slideshare.net/wendykuswiandi/esai-by-wendy
bermanfaat sekali...terimakasih banyak
BalasHapusterima kasih.sangat membantu sekali!!
BalasHapus