PROPOSAL SKRIPSI
ANALISIS NILAI
FEMINISME PADA NOVEL LAYAR TERKEMBANG KARYA SUTAN TAKDIR ALISYAHBANA DAN
PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMAN 1 CILAKU TAHUN 2015/2016
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan
untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
pada
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh
LENGGI IRAWAN
NPM
8820112016
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SURYAKANCANA CIANJUR
2016
1. Latar
Belakang Masalah
Sastra, sebagai
seni sastra adalah sebagai kegiatan kreatif manusia yang dijelmakan dalam
medium bahasa. Sastra berada dalam dunia fiksi, yaitu hasil kreatif manusia,
hasil proses pengamatan, tanggapan, fantasi, perasaan, pikiran dan kehendak
yang bersatu padu, yang diwujudkan dengan menggunakan bahasa.
Apresiasi sastra
dapat diartikan sebagai pengenalan dan pemahaman yang tepat terhadap nilai
sastra yang dapat menimbulkan kegairahan terhadap sastra itu, serta menciptakan
kenikmatan yang timbul sebagai akibat semua itu. Sedangkan istilah “apresiasi”
itu sendiri dapat diartikan sebagai kesadaran terhadap suatu nilai seni dan budaya yang lebih
tinggi. Apresiasi itu merupakan tanggapan seseorang yang sudah matang dan sedang
berkembang ke arah penghayatan nilai yang lebih tinggi sehingga ia mampu
melihat dan mengenal nilai dengan tepat dan menanggapinya dengan hangat dan
simpatik. Seseorang yang telah memiliki apresiasi tidak sekedar yakin bahwa
sesuatu yang dikehendaki menurut perhitungan akalnya, tetapi menghasratkan
sesuatu itu benar-benar berdasarkan jawaban sikap yang penuh kegairahan untuk
memilikinya.
Dalam
mengapresiasi sastra, seseorang akan mengalami sebagian kehidupan yang dialami
pengarangnya, yang tertuang dalam karya ciptanya. Hal ini dapat terjadi karena
adanya daya empati yang memungkinkan pembaca terbawa ke dalam suasana dan gerak
hati dalam karya itu. Kemampuan menghayati pengalaman pengarang yang dilukiskan
dalam karyanya dapat menimbulkan rasa nikmat pada pembaca. Kenikmatan itu
timbul karena pembaca (1) merasa mampu memahami pengalaman orang lain; (2)
merasa pengalamannya bertambah sehingga dapat menghadapi kehidupan yang lebih
baik; (3) merasa kagum akan kemampuan sastrawan dalam memberikan, memadukan,
dan memperjelas makna terhadap pengalaman yang diolahnya; dan (4) mampu
menemukan nilai-nilai estetik dalam karya itu,
Sebuah karya
sastra mengandung nilai-nilai kehidupan. Nilai-nilai tersebut pada dasarnya
merupakan konsep mengenai masalah dasar dalam kehidupan manusia. Nilai-nilai
yang tergambar dalam karya sastra antara lain adalah nilai sosial, nilai
budaya, nilai pendidikan, nilai moral, dan nilai religi. Tetapi dalam sastra
modern selain lima nilai tersebut, ada nilai yang sering ditonjolkan dalam
karya sastra, yaitu nilai feminisme.
Perempuan dalam pandangan feminisme
mempunyai aktivitas dan inisiatif sendiri untuk memperjuangkan hak dan
kepentingan tersebut dalam gerakan untuk menuntut haknya sebagai manusia secara
penuh (Kridalaksana, 1999:258,275).
Permasalahan
perempuan lebih banyak berkaitan dengan kesetaraan gender. Feminisme, khusunya
masalah-masalah mengenai wanita pada umumnya dikaitkan dengan emansipasi,
gerakan kaum perempuan untuk menuntut persamaan hak dengan kaum laki-laki, baik
dalam bidang politik, ekonomi maupun bidang sosial lainnya.
Dalam sastra,
emansipasi sudah dipermasalahkan sejak tahun 1920-an, ditandai dengan hadirnya
novel-novel Balai Pustaka, dengan mengemukakan masalah-masalah kawin paksa,
yang kemudian dilanjutkan pada periode 1930-an yang diawali dengan novel Layar Terkembang karangan Sutan Takdir
Alisyahbana.
Pemikiran feminis
tentang kesetaraan gender sudah banyak diterima dan didukung baik oleh kalangan
perempuan maupun kalangan laki-laki. Dukungan ini terlihat melalui penerimaan
masyarakat terhadap kaum perempuan di bidang-bidang yang tadinya hanya
didominasi oleh kaum laki-laki.
Dengan
menganalisis nilai-nilai feminis yang terdapat pada novel, siswa diharapkan
mampu memahami dan menghayati nilai-nilai feminis serta mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, mengapresiasi nilai
feminis yang terdapat pada novel diharapkan mampu memberikan pendidikan sosial
sehingga dapat merubah pola pikir siswa tentang persamaan hak antara laki-laki
dan perempuan serta mampu mengaplikasikannya di lingkungan masyarakat.
Dalam pendidikan,
siswa dilibatkan dalam pegalaman melalui sebuah karya sastra yang mencerminkan
kehidupan dalam dunia “nyata” supaya ia memahami bahwa dalam kehidupan banyak
persoalan yang terjadi, baik persoalan yang menyangkut hubungan antara dirinya
dengan tuhan, dengan masyarakat sekitar (sesama manusia), maupun hubungan
dirinya dengan alam. Siswa diharapkan mampu memahami dan mengapresiasi
nilai-nilai dalam karya sastra, serta mampu megapresiasi hubungannya sebagai
makhuk dengan khaliknya. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru bahasa indonesia
memerlukan persiapan secara khusus terutama dalam menentukan bahan ajar.
Bahan ajar
merupakan perangkat yang sangat menentukan keberhasilan siswa dalam belajar.
Oleh karena itu, guru harus mampu memilih dan menentukan bahan ajar yang baik
dan tepat untuk pembelajaran. Seorang guru pun dituntut agar mandiri dan
kreatif dalam menentukan bahan ajar siswa. Sehingga bahan ajar tersebut layak
digunakan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan
masalah yang ditemukan diatas, perlu kiranya dilaksanakan suatu penelitian yang
berjudul ANALISIS NILAI FEMINISME PADA
NOVEL LAYAR TERKEMBANG KARYA SUTAN TAKDIR ALISYAHBANA DAN
PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMAN 1 CILAKU
TAHUN 2015/2016.
2. Pembatasan
Masalah
Untuk
menghindari salah penafsiran terhadapa penelitian yang penulis lakukan, maka
penelitian ini dibatasi kepada hal-hal berikut.
1)
Analisis
nilai feminisme yang terdapat pada novel Layar
Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana.
2)
Kemampuan
siswa dalam mengungkap unsur feminisme.
3)
Kelayakan
novel Layar Terkembang karya Sutan
Takdir Alisyahbana sebagai bahan pembelajaran sastra di kelas X SMA Negeri 1
Cilaku.
3. Perumusan
Masalah
Berdasarkan masalah yang penulis ajukan di atas, maka penulis merumuskan
masalah penelitian sebagai berikut:
1)
Nilai-nilai
feminisme apa saja yang terkandung dalam novel Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana?
2)
Bagaimana
kemampuan siswa dalam mengungkap unsur feminisme?
3)
Apakah
novel Layar Terkembang karya Sutan
Takdir Alisyahbana layak dijadikan bahan pembelajaran sastra di kelas XI SMA Negeri 1 Cilaku?
4. Tujuan penelitian
sesuai dengan perumusan masalah penelitian yang telah dikemukakan, maka
penelitian ini bertujuan untuk,
1)
Mengetahui
nilai-nilai feminisme apa saja yang terkandung dalam novel Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana.
2)
Mengetahui
bagaimana Kemampuan siswa dalam mengungkap unsur feminisme.
3)
Mengetahui
kelayakan novel Layar Terkembang karya
Sutan Takdir Alisyahbana untuk dijadikan bahan pembelajaran sastra di kelas X
SMA Negeri 1 Cilaku
5. Manfaat
Penelitian
Penelitian
ini mempunyai manfaat secara teoritis maupun praktis.
1)
Manfaat
Teoritis
a)
Memperoleh
data tentang nilai feminisme pada novel Layar
Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana sehingga dapat memperoleh wawasan
yang berhubungan dengan masalah tersebut.
b)
Mengetahui
bagaimana Kemampuan siswa dalam mengungkap unsur feminisme.
c)
Memudahkan guru bahasa dan sastra Indonesia dalam memilih bahan
pembelajaran apresiasi novel.
2)
Manfaat Praktis
a)
Menambah wawasan dan pengalaman baru bagi peneliti dalam menganalisis
novel yang bernuansakan perbedaan jender.
b)
Dapat dijadikan acuan dan masukan untuk dapat lebih menghargai
nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra dapat menambah kualitas membaca
siswa kelas XI SMAN 1 Cilaku.
c)
Dapat dijadikan gambaran dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya
dalam bidang kesusastraan.
6.
Kerangka Teori
Sastra
merupakan ungkapan pribadi yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide,
semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan
pesona dengan alat bahasa (Sumardjo dan Saini, 1991:3). Berdasarkan pendapat
tersebut, sastra meruoakan hasil karya manusia yang disajikan dan dikemas dalam
bentuk bahaa. Isi yang disajikan dalam sastra sangat beragam bergantung
pencipta sastra itu sendiri.
Pendapat
lain tentang sastra dikemukakan oleh Sadjiman (1990:71) yaitu karya lisan atau
tertulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan,
keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapan. Pendapat tersebut
mengindikasikan bahwa kebanyakan penyajian karya sastra dalam berbagai media
cetak karena sastra mempunyai ciri-ciri yang bermanfaat, baik hiburan maupun
pendidikan.
Feminisme adalah gerakan
wanita yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum wanita dan pria.
Pengertian feminisme juga dikemukakan oleh
Goefe (dalam Sugihastuti dan Suharto, 2002:18) adalah teori tentang
persamaan hak antara laki-laki dan perempuan di segala bidang.Suatu kegiatan
terorganisasi yang memperjuangkan hak-hak serta kepentingan perempuan. Hal ini
disebabkan perempuan selalu mengalami ketimpangan gender selama ini.
Menurut
Fakih (2003:99-100) feminisme berangkat dari asumsi bahwa perempuan pada
dasarnya ditindas dan dieksploitasi. Feminisme merupakan perjuangan dalam
rangka mentransformasikan sistem yang dahulu tidak adil menuju ke sistem yang
lebih adil bagi kedua jenis kelamin. Hakikat feminisme adalah gerakan
transformasi sosial. Puncak cita-cita feminis adalah menciptakan sebuah tatanan
baru yang lebih baik dan lebih adil untuk laki-laki dan perempuan.
Feminisme
sebagai sebuah teori yang mengungkapkan harga diri pribadi dan harga diri semua
perempuan (Wolf , 1994: 139). Istilah “menjadi feminis” bagi Wolf, harus
diartikan dengan “menjadi manusia”. Pada pemahaman demikian, seorang perempuan
akan percaya pada diri mereka sendiri.
Budianta
(2002: 201) mengartikan feminisme sebagai suatu kritik ideologis terhadap cara
pandang yang mengabaikan permasalahan ketimpangan dan ketidakadilan dalam
pemberian peran dan identitas sosial berdasarkan perbedaan jenis kelamin.
Perempuan
dalam pandangan feminisme mempunyi aktivitas dan inisiatif sendiri untuk
memperjuangkan hak dan kepentingan tersebut dalam gerakan untuk menuntut haknya
sebagai manusia secara penuh (Kridalaksana, 1999: 258, 275).
Feminisme
merupakan aliran pemikiran (ideologi) yang menginginkan adanya pembebasan
perempuan, karena berkeyakinan bahwa perempuan telah mengalami ketidakadilan
akibat jenis kelaminnya (Humm, 2007:1578).
Pembelajaran
adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
Pengertian pembelajaran juga dikemukakan oleh Warsita (2008: 85) pembelajaran
adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan
untuk membelajarkan peserta didik.
Menurut
Sudjana (2004:28) pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang
sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif
antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan
pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan.
Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat
siswa belajar aktif, yang menekankan pada penyedian sumber belajar (Dimyati dan
Mudjiono, 1999:297).
Pada
dasarnya pembelajaran sastra merupakan salah satu jenis pengajaran yang ingin
memperkenalkan kepada siswa berbagai nilai yang dikandung karya sastra, dan
mengajak siswa untuk dapat menghargai pengalaman-pengalaman yang terdapat di
dalamnya (Ristiani, 2012:61).
Pengajaran sastra membutuhkan keterampilan yang
memadai dalam hal cara menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya untuk bisa
ditransfer kepada peserta didik sebagai penikmat (Ezmir, 2015:223).
7. Anggapan
Dasar
Anggapan
dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan
berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti di
dalam melaksanakn penelitiannya (Arikunto, 2010:63).
Dalam
penelitian yang penulis lakukan, penulis mengemukakan anggapan dasar sebagai
berikut.
1)
Novel
merupakan karya fiksi yang menyajikan berbagai masalah kehidupan.
2)
Pembelajaran
novel merupakan bagian dari pengajaran sastra
3)
Secara
teoretis novel dapat dianalisis ke dalam berbagai komponen unsur pembangunnya dan nilai-nilai kesusastraan yang salah
satunya dapat diungkapkan dalam nilai feminisme pada novel Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana.
4)
Karya
sastra yang mencerminkan kehidupan sosial atau cermin masyarakat dapat dikaji
dalam kesusastraan.
5)
Analisis
nilai yang terdapat pada novel Layar
Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana merupakan salah satu cara untuk
mengetahui nilai feminisme.
8. Metodologi
Penelitian
Dalam
penelitian ini menggunakan metode deskriftip analisis, yakni penggunaan metode
untuk mendeskripsikan unsur feminis novel Layar
Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana kemudian mengembangkannya menjadi
bahan pembelajaran sastra di SMA. Dengan demikian, penelitian ini tidak sampai
kepada uji coba pembelajaran,melainkan hanya pada penyusunan bahan pembelajaran
dan perencanaan yang meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.
9. Teknik
Penelitian
Teknik
merupakan alat untuk mengumpulkan data penelitian yang hasilnya di olah
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Teknik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik dokumentasi dan angket.
1)
Teknik
Studi Dokumentasi
Teknik ini
digunakan untuk mengumpulkan, memilih, dan membaca serta menganalisis unsur sosial
dan budaya novel yang berjudul Layar
Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana.
2)
Teknik
Tes
Teknik ini
dilaksanakan dengan cara mengadakan tes analisis unsur sosial dan budaya novel Layar Terkembang karya Sutan Takdir
Alisyahbana pada siswa kelas XI SMAN 1 Cilaku sehingga diketahui kemampuan
siswa dalam menganalisis novel sekaligus mengetahui kelayakannya sebagai bahan
pembelajaran apresiasi novel di SMA.
3)
Angket
Teknik ini
digunakan untuk mengetahui tentang sikap dan tanggapan siswa terhadap unsur feminis
novel Layar Terkembang karya Sutan
Takdir Alisyahbana. Hal tersebut sebagai bahan masukan mengenai kelayakan
sebagai bahan ajar di SMA.
10.
Instumen Penelitian
Instrumen
penelitian ini adalah kartu data, lembar tes, dan lembar angket. Kartu data ini
digunakan untuk menampung unsur feminis yang terdapat dalam Layar Terkembang karya Sutan Takdir
Alisyahbana. hal-hal yang disajikan dalam kartu data meliputi identitas novel,
unsur feminis, serta kutipan novel yang mengandung unsur tersebut.
KARTU
DATA
A.
Identitas
Buku
Judul Novel :..........................................................................
Pengarang :..........................................................................
Penerbit :..........................................................................
Tahun Terbit :..........................................................................
Tebal Buku :..........................................................................
B.
Unsur
Feminis
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
C.
Kutipan
Novel
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
|
Lembar tes digunakan untuk mengumpulkan data
tentang kemampuan siswa dalam
menganalisis unsur feminis. Jumlah soal yang digunakan sebanyak 10 soal,
bentuk tes uraian, dan jenisnya adalah tertulis. Pada setiap soal disajikan
kutipan novel yang mengandung unsur
sosial dan budaya sehingga memudahkan siswa dalam menganalisis novel.
Lembar angket untuk mengumpulkan data tentang sikap dan
tanggapan siswa terhadap unsur feminis pada novel Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana berjumlah 15
pertanyaan. Angket yang digunakan adalah angket tertutup yakni setiap
pertanyaan terdiri atas empat alternatif jawaban.
11. Populasi
dan Sampel Penelitian
1) Populasi
Penelitian
Populasi
penelitian ini adalah novel Layar
Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana yang diterbitkan pada tahun 1937
dan siswa kelas XI SMAN 1 Cilaku sebanyak 35 orang. Secara jelas, rincian siswa
berdasarkan jenis kelaminnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Populasi
Penelitian
No
|
Kelas
|
Jenis
Kelamin
|
Jumlah
|
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
|||
1
|
XI
|
16
|
19
|
35
|
2) Sampel
Penelitian
Sampel
penelitian meliputi novel Layar
Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana dan siswa kelas XI SMAN 1 Cilaku
berjumlah 35 orang. Teknik pengambilan sampel untuk novel dan siswa dilakukan
dengan cara total sampling yajni
subjek yang dijadikan populasi sekaligus sebagai sampel penelitian. Untuk
pengambilan sampel yang resfentatif, selanjutnya arikunto (1993:120)
mengemukakan sebagai berikut.
Pengambilan
sampel dilakukan apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah
subjeknya besar dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih.
Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini merupakan penelitian sampelkarena
tidak semua siswa dijadikan populasi melainkan diambil sebagian.
12. Prosedur
Pengolahan Data
Untuk membuahkan
hasil penelitian yang baik, maka data yang berupa novel selanjutnya diolah
dengan prosedur berikut ini.
1)
Membaca
novel yang berjudul Layar Terkembang karya
Sutan Takdir Alisyahbana.
2)
Menyusun
ringkasan novel Layar Terkembang karya
Sutan Takdir Alisyahbana untuk selanjutnya dianalisis unsur feminisme yang
terkandung di dalamnya.
3)
Mengadakan
tes dan menyevarkan angket kepada siswa kelas XI SMAN I Cilaku untuk mengetahui
kelayakan insur feminisme novel Layar Terkembang karya Sutan Takdir
Alisyahbana. adapun penghitungan hasil tes menggunakan rumus sebagai berikut.
4) Penentuan
interval persentase tingkat pemahaman.
Penentuan Interval Persentase
Tingkat Pemahaman
Interval Persentase
Tingkat Penguasaan
|
Nilai Ubahan Skala
Seratus
|
Keterangan
|
96% - 100%
|
100
|
Sempurna
|
86% - 95%
|
90
|
Baik sekali
|
76% - 85%
|
80
|
Baik
|
66% - 75%
|
70
|
Cukup
|
56% - 65%
|
60
|
Sedang
|
46% - 55%
|
50
|
Hampir Sedang
|
36% - 45%
|
40
|
Kurang
|
26% - 35%
|
30
|
Kurang Sekali
|
16% - 25%
|
20
|
Buruk
|
0% - 15%
|
10
|
Buruk Sekali
|
(Nurgiantoro,
2005:364).
5)
Menyajikan
unsur feminisme novel Layar Terkembang dalam
bentuk susunan bahan pembelajaran untuk kelas XI SMA.
6)
Mendeskripsikan
dan menarik kesimpulan sesuai dengan data yang terkumpul.
13. Langkah
–langkah Penelitian
Agar
pelaksanaan penelitian ini berjakan lancar, maka ditempuh langkah-langkah yang
secara jelas disajikan berikut ini.
1)
Penelitian
ini dimulai dengan mengajukan judul penelitian kepada Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Suryakancana Cianjur.
2)
Mengajukan
proposal penelitian kepada pembimbing I dan II kemudian mengumpulkan berbagai
buku atau media cetak lainnya sebagai referensi yang ada hubungannya dengan
masalah yang akan diteliti.
3)
Mengurus
perizinan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjurdan Kepala SMAN 1
Cilaku.
4)
Membuat
instrumen penelitian berupa kartu data, lembar tes, dan lembar angket.
5)
Mengumpulkan
data dengan cara memberikan tes dan menyebarkan angket kepada siswa yang
dijadikan sampel.
6)
Mengolah
data dengan cara mengidentifikasi, menganalisis, dan mendeskripsikan data.
7)
Menarik
kesimpulan hasil penelitian sesuai dengan data yang telah di deskripsikan
8)
Menggandakan
hasil penelitian dalam bentuk skripsi setelah mendapat pengesahan dari
pembimbing I dan II untuk selanjutnya mengajukan sidang skripsi.
14. Referensi
Qodratillah,
Meity Takdir, dkk. 2011. Kamus Besar
Bahasa Indonesia Untuk Pelajar. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Ristiani, Iis.
2012. Kajian dan Apresiasi Puisi dan
Prosa. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Rahayu, Leni
Permasari. 2011. Analisis Unsur Sosial dan Budaya Novel Laskar Pelangi Karya Andrea
Hirata Sebagai Bahan Pembelajaran di SMA.Skripsi Sarjana Pendidikan pada
FKIP UNSUR Cianjur: tidak diterbitkan.
Sofia, Adib.
2009. Kritik Sastra Feminis “Perempuan
dalam Karya-karya Kuntowijoyo”. Yogyakarta: Citra Pustaka Yogyakarta.
Evanani. Yulia.
2009. Analisis Nilai Religius Pada Novel
Syadat Cinta Karya Taufiqurrahman al-azizy Sebagai Bahan Pembeajaran Sastra di
Kelas XI SMAN 2 Cianjur Tahun 2008-2009. Skripsi Sarjana Pendidikan pada
FKIP UNSUR Cianjur: tidak diterbitkan.
Rusman. 2012. Belajar Dan Pembelajaran Berbasis Komputer
Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta.
Sugihastuti dan Suharto. 2002. Kritik Sastra Feminis: Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. [online]. Tersedia: http://phianzsotoy.blogspot.co.id/2009/12/perspektif-feminisme-dalam-novel-layar.html
[21 November 2015]
Fakih, Mansour. 2003. Analisis Gender Dan Transformasi Sosial.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. [online]. Tersedia: http://phianzsotoy.blogspot.co.id/2009/12/perspektif-feminisme-dalam-novel-layar.html
[21 November 2015]
Alisjahbana, Sutan Takdir. 1937. Layar Terkembang. Jakarta: Balai Pustaka
Majid, Abdul.
2014. Strategi Pembelajaran. Bandung:
Pt Remaja Rosdakarya.
Huda, Miftahul.
2014. Model-model Pengajaran dan
Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nana. 2012.
Jenis dan pengertian novel. [online].
Tersedia: http://nesaci.com/jenis-dan-pengertian-novel/ [4 Januari 2016]
Ezmir.,
dan Saifur Rohman. 2015. Teori dan
Pengajaran Sastra. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Wiyatmi.
2012. Kritik Sastra Feminis.
Yogyakarta: Ombak.
Sumarjo, Yakob dan
Saini K.M. 1986. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia
Komentar
Posting Komentar